Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

TKA China 'Serbu' Indonesia, Politisi PAN Prihatin: Mana Kontribusinya?

TKA China 'Serbu' Indonesia, Politisi PAN Prihatin: Mana Kontribusinya? Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, menyoroti adanya ratusan warga negara asing (WNA) asal China yang masuk Indonesia menggunakan pesawat carteran selama larangan mudik Lebaran Idulfitri 2021. Saleh menyayangkan pemberian izin masuknya WNA China ke Indonesia di tengah pandemi Covid-19.

Menurut dia, kedatangan mereka ini tentu dikhawatirkan berpotensi membawa virus Covid-19. Belum lagi, masuknya WNA China dimaksudkan untuk bekerja di Indonesia. Sementara, di dalam negeri masih ada banyak PHK dan pekerja yang dirumahkan. 

Baca Juga: Cemburu, WNA Bebas Masuk, Tapi WNI Dilarang Bersilaturahmi Jadi Alasan Banyak Orang Marah-marah

"Mengapa pekerjaan yang tersedia tidak diprioritaskan bagi WNI? Apa sih jenis pekerjaan yang mesti membutuhkan TKA China? Kementerian Tenaga Kerja perlu terbuka terkait masalah ini," kata Saleh kepada wartawan, Senin (17/5/2021).

Selain itu, Saleh menilai jawaban Kementerian Perhubungan terkait kedatangan TKA China ini tidak tepat. Persoalannya bukanlah jenis pesawat yang mereka pakai. Namun, penyebab TKA asal China ini masih terus-terusan diperbolehkan masuk padahal suasana masih pandemi Covid-19.

"Mau pakai pesawat reguler, pesawat carter, atau pesawat pribadi sekalipun tetap dipertanyakan masyarakat. Sebab, masyarakat berharap agar kedatangan TKA asal China ini dihentikan terlebih dahulu. Jika nanti pandemi ini telah berlalu, baru dipikirkan lagi," tutur Ketua Fraksi PAN di DPR itu.

Menurut dia, pekerjaan TKA China itu bisa diberikan kepada pekerja lokal. "Adapun pekerjaan yang mungkin perlu dilanjutkan, bisa saja diberikan kepada pekerja lokal. Saya yakin, pekerja WNI bisa mengerjakannya," katanya.

Pun, Ketua Fraksi PAN di DPR RI juga menyayangkan protes dan penolakan masyarakat seakan tidak didengar oleh pemerintah. Makin ditolak, malah makin banyak yang datang bahkan sekali penerbangan bisa membawa ratusan rombongan.

"Menurut saya, perlu dikalkulasi untung rugi menggunakan TKA ini di Indonesia. Sebab, sejauh ini, saya belum pernah mendengar bahwa kedatangan mereka meningkatkan pemasukan negara. Setidaknya, saya belum pernah membaca laporan bahwa mereka berkontribusi dalam meningkatkan APBN," jelas Saleh.

Dia mengkritisi bila para TKA China tak memiliki kontribusi penting maka sebaiknya dihentikan dulu.

"Kalau kontribusinya tidak signifikan, ya dihentikan aja dulu sementara. Ini demi keamanan warga masyarakat. Apalagi, belakangan ini peningkatan jumlah yang terpapar Covid-19 makin tinggi," ujarnya.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: