Beresin Konflik Papua, Mahfud MD: Sambil Tempuh Jalan Damai, Teroris Bakal Terus Diburu!
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD memastikan, pemerintah Indonesia berkomitmen menempuh pendekatan kesejahteraan dan jalan damai dalam menyelesaikan persoalan konflik di Papua.
"Jalan damai ini, menjadi salah satu cara menyelesaikan konflik di Papua," kata Mahfud MD saat konferensi pers terkait update perkembangan Papua dan Poso di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat yang disiarkan secara live, Rabu (19/5).
Bukti pendekatan damai dan kesejahteraan ditempuh pemerintah Indonesia, papar Mahfud, yakni melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Baca Juga: Malaysia dan Singapura Sudah Lockdown, Dengarkan Baik-baik Titah Jokowi! Kalau Tidak Mau...
"Kebijakan penanganan Papua oleh pemerintah secara umum itu menggunakan pendekatan kesejahteraan, pendekatan damai tanpa kekerasan, tanpa senjata itu. Bagaimana itu dituangkan dalam kebijakan pemerintahan," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Mahfud, dana otonomi khusus (Otsus) Papua juga akan ditambah jumlahnya sebesar 0,25 persen dari yang tadinya 2 persen, menjadi 2,25 persen. Jika ditotal, jumlah itu lebih besar 17 kali lipat dari dana masyarakat luar Papua.
"Dana Otsus di Papua itu sebesar dua persen. Insya Allah tahun depan jadi 2,2 persen. Dan itu berarti menurut perhitungan di Rizal Ramli di sebuah acara televisi, itu kira-kira kalau dirata-ratakan belanja untuk orang Papua sekira 17 kali lebih besar dengan rata-rata di luar Papua," tuturnya.
Selanjutnya, penegak hukum akan menelusuri penyalahan dana negara. Menurut Mahfud, selama ini ada yang beranggapan korupsi di Papua dibiarkan.
"Selama ini sering mempertanyakan kenapa di sana korupsinya dibiarin. Kita sekarang sudah menentukan 10 korupsi terbesar, baik laporan dari BPK maupun hasil temuan BIN. Akan dilakukan penegakan hukum kepada mereka," ujar Mahfud.
Namun demikian, menanggapi kekerasan teroris bersenjata, pemerintah juga melakukan pendekatan hukum dan keamanan. Para teroris yang melakukan tindak kekerasan kepada aparat dan warga akan terus diburu. Mahfud kembali menegaskan, pihak yang diburu hanyalah yang memang melakukan teror.
"Kita akan terus buru para teroris, bukan organisasi Papua, tapi orang-orang Papua yang melakukan teror. By name, ada nama-nama yang disebut," tegasnya.
Baca Juga: Nggak Main-Main sama KKB, Perintah Negara Tegas! Kejar dan Lumpuhkan Pelaku Teror di Papua
Seperti diketahui, eskalasi keamanan di Papua kembali meningkat. Dua prajurit TNI dari pasukan elite Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) gugur dalam tugas perburuan teroris Papua di Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (18/5).
Dua prajurit TNI itu bernama Prada Aryudi dan Praka M Alif Nur. Keduanya dianiaya orang tak dikenal (OTK) di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua saat keduanya tengah melakukan pengamanan di sekitar Bandara Nol Goliat Dekai. Pelaku penyerangan diperkirakan berjumlah 20 orang.
Mereka menyerang dengan pedang, parang, dan golok. Korban sempat melakukan perlawanan namun kalah jumlah. Senjata api jenis SS2 milik Prada Aryudi dan Praka M Alif Nur yang menjadi korban penyerangan dirampas para pelaku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: