Instrumen penting untuk pengembangan logistik suatu negara adalah keberadaan pelabuhan hub internasionalnya, karena hal tersebut merupakan pusat yang mengontrol arus logistik barang nasional dan internasional.
Dengan konfigurasi geografis dari negara Indonesia yang merupakan kepulauan dengan banyak penduduk yang hidup pada bagian daerah barat, khususnya bagian Jawa dan sumatera, Indonesia sangat berpeluang untuk mewujudkan Hub Port International khususnya untuk layanan kargo umum atau breakbulk.
Baca Juga: Kolaborasi di Sektor Kepelabuhan, PTK Berduet dengan PLI
Disisi lain, kendati Indonesia saat ini memiliki beberapa Pelabuhan utama, tetapi hanya sedikit Pelabuhan yang telah menjadi Hub Internasional, meskipun disisi lain banyak negara di Asia yang memiliki hubungan erat dengan Pelabuhan Hub yang ada di negaranya.
“Pelabuhan internasional menggambarkan sebuah peluang untuk kapitalisasi lingkungan dari sumber daya alam yang berlimpah, dan memiliki potensi pasar global di masa yang akan datang,” kata Direktur Utama PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) Akbar Djohan dalam keterangannya, Rabu (19/5/2021).
Oleh sebab itu, Akbar Djohan mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan pengembangan infrastruktur sampai sumber daya manusia (SDM) untuk mewujudkan Krakatau International Port (KIP) sebagai International Hub Port dan sekaligus biggest dry bulk port di Indonesia.
KIP dikelola oleh PT KBS yang notabenenya adalah anak perusahaan Krakatau Steel itu merupakan pelabuhan curah kering terbesar dan terdalam di Indonesia.
Didukung dengan implementasi teknologi atau Internet of Things (IoT) mutakhir, sehingga telah mampu mengakomodir berbagai jenis kapal mulai dari 10.000 – 200.000 DWT (super capsize vessel). Fasilitas lainnya yakni, tersedia kompleks gudang terbesar di Asia Tenggara (ASEAN) yang terintegrasi food grade (IWH) dengan tingkat pemakaian yang tinggi.
Berlokasi pada Golden Area of Sunda Strait dan terhubung dengan Jalur 21st Century Maritime Silk akan menjadi hub industry yang paling strategis di Indonesia & Asia Pasifik, Sea Lane of Communication (SLoC), ALKI 1, Krakatau International Port juga dilengkapi fasilitas pelabuhan yang lengkap dan pelayanan logistik yang berintegritas dan terintegrasi.
“Kami juga tentunya sangat mendukung program National Logistic Ecosystem (NLE) yang dicanangkan Pemerintah Republik Indonesia untuk mewujudkan layanan logistik yang lebih efektif serta efisien demi percepatan dan pemerataan ekonomi bangsa,” katanya.
Akbar Djohan yang juga menjabat sebagai Sekjen DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) menjelaskan, keberadaan pelabuhan hub internasional ini merupakan aset sekaligus peluang nyata bagi pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah & potensi untuk perdagangan global lebih lanjut.
“Positioning ini akan berkontribusi dalam menekan biaya logistik nasional untuk rantai pasok raw material maupun finished products melalui pemanfaatan konektivitas tiga moda transportasi laut dan darat,” katanya.
Krakatau International Port juga telah melakukan bongkar muat kargo mineral antara lain batubara, klinker, semen, kokas, GBFS, GGBFS, gypsum, bijih besi, slag cement, split stone, dolomite, limestone, manganese ore lump, sand, & silica stone.
Pada tahun 2020, Pelabuhan Internasional Krakatau melayani ekspor kargo mineral dengan komoditas batubara, kokas, bijih besi, GGBFS (Ground Granulated Blast Furnace Slag), ke lima negara yakni; China, India, Malaysia, Singapura, Taiwan, dan Vietnam.
“KIP juga telah melakukan 20 jalur jalur domestik untuk pengiriman kargo mineral di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, pada bulan Maret lalu KIP telah melakukan bongkar muat grain & meals mencapai 137% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP),” kata Akbar Djohan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: