Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hindari Gelombang Kedua Covid-19, Ahli Sarankan 5 Upaya Pencegahan

Hindari Gelombang Kedua Covid-19, Ahli Sarankan 5 Upaya Pencegahan Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Epidemiolog Universitas Hasanuddin Makassar Ridwan Amiruddin menjelaskan, Indonesia berpotensi menghadapi gelombang kedua Covid-19 jika masyarakat lengah atas protokol kesehatan. Apalagi muncul varian baru Covid-19 di Indonesia yang disebabkan mobilitas populasi, baik dari warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA).

"Gelombang ketiga di negara-negara Eropa terjadi karena adanya varian baru, sedangkan gelombang kedua terjadi di negara berkembang karena kelalaian terhadap prokes. Ini jadi pembelajaran bagi Indonesia," jelas Ridwan dalam diskusi daring, Sabtu (22/5/2021).

Baca Juga: Geger Mutasi Baru Covid-19, Pakar: Itu Hal Biasa...

Ridwan menjelaskan, varian Covid-19 berjumlah hampir 6600, namun hanya 20-30 persen yang berpotensi menimbulkan keparahan tinggi. Selain itu, hanya tiga varian yang terdeteksi di Indonesia.

Meskipun varian baru virus tersebut bergerak cepat dan dominan, namun menurut Ridwan belum ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa angka kematian yang disebabkan varian tersebut lebih besar.

"Jadi varian baru ini tidak harus menghentikan kita melakukan vaksinasi atau apapun yang sudah kita lakukan," ujarnya.

Ridwan merekomendasikan lima upaya yang harus diterapkan di Indonesia untuk mengendalikan virus Covid-19, yaitu:

1. Indonesia harus memiliki kesadaran yang tinggi atas pengendalian Covid-19

Belajar dari pengalaman di Taiwan yang berhasil menangani Covid-19 pada tahun pertama, namun terjadi kelonjakan kasus pada tahun kedua yang disebabkan oleh pelonggaran protokol kesehatan.

2. Spesific protection dari sisi vaksinasi

Ridwan menganjurkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi dengan vaksin yang ada di sekitar mereka dan jangan mencari yang tidak ada. Menurutnya, vaksin terbukti menjadi yang paling efektif untuk melindungi, sehingga meskipun masyarakat terpapar Covid-19, setidaknya gejala yang ditimbulkan tidak parah dan waktu perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat.

3. Antisipasi dari pihak rumah sakit

Ridwan mengimbau rumah sakit untuk mengantisipasi kelonjakan kasus setelah libur panjang ini. "Kemungkinan akan terjadi kelonjakan kasus, jadi ketahanan layanan akan mengalami peningkatan," katanya.

4. Rehabilitasi

Selama ini, rumah sakit menyediakan berbagai fasilitas kesehatan seperti fasilitator dan sebagainya. Namun, Ridwan berharap masyarakat aktif melakukan isolasi mandiri sehingga fasilitas tersebut tidak perlu digunakan dengan maksimal.

5. Para pemudik aktif mengobservasi kesehatan pribadi

Ridwan mengimbau masyarakat yang kembali dari mudik untuk memantau kesehatan masing-masing sebelum kembali bekerja. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penularan di kantor masing-masing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: