Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tingkatkan Minat Baca, Warta Ekonomi Group Inisiasi Campaign #BacaSampaiTuntas

Tingkatkan Minat Baca, Warta Ekonomi Group Inisiasi Campaign #BacaSampaiTuntas Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pesatnya perkembangan teknologi dari masa ke masa memengaruhi masyarakat dalam mengelola informasi. Akses digital yang mampu menembus batas ruang dan waktu memberi kemudahan bagi masyarakat untuk mendapat informasi dari seluruh penjuru dunia, bahkan hanya dalam hitungan detik. 

Seakan menegaskan bahwa hal tersebut sudah menjadi kebutuhan, akses digital membuat informasi yang diterima masyarakat begitu melimpah, baik didapat dari internet, media sosial, maupun media digital lain. Pada akhirnya, masyarakat dihadapkan dengan sebuah fenomena yang disebut sebagai ledakan informasi (information explotion), yakni keadaan yang mana informasi begitu melimpah hingga sulit dikendalikan.

Tanpa disadari, ledakan informasi tersebut memiliki dampak buruk bagi masyarakat yang tak awas dalam menelaah informasi yang diterima. Kemampuan literasi yang tak memadai, khususnya membaca dan memilah informasi, dapat membuat masyarakat terjebak dalam informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

Baca Juga: Video Ultahnya Viral, Khofifah Kena Getahnya: Disindir Habis-habisan sama Warganet

Budaya literasi membaca di masyarakat Indonesia memang masih minim. Bahkan, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada di urutan kedua dari bawah dalam hal literasi. Menurut riset dalam tajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca ini. Posisi ini persis berada di bawah Thailand yang menduduki peringkat ke-59 dan di atas Bostwana di peringkat ke-61.

Minat masyarakat Indonesia untuk membaca pun dinilai memprihatinkan, yakni dengan persentase hanya mencapai 0,001%. Itu artinya, dari 1.000 orang di Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.  Ironisnya, minat membaca yang rendah ini berbanding terbalik dengan penggunaan internet dan media sosial di Indonesia, yang jumlahnya justru sangat signifikan. Aktif menggunakan smartphone menjadi salah satu pemicu lonjakan penggunaan internet dan sosial media di Indonesia. 

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan, penggunaan internet di Indonesia sangat tinggi. Kondisi ini tak lain didorong oleh banyaknya jumlah penggunaan smartphone yang mencapai 167 juta orang atau sekitar 89% dari penduduk Indonesia.

Dalam laporan yang dirilis oleh HootSuite dan We Are Social dengan tajuk “Digital 2021”, penggunaan internet di Indonesia pada awal 2021 ini mencapai 202,6 juta jiwa. Jumlah ini meningkat sekitar 15,5% atau sekitar 27 juta jiwa dibandingkan pada Januari 2020 lalu. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri sekitar 274,9 juta jiwa. Itu artinya, persentase penggunaan internet di Indonesia mencapai sekitar 73,7% pada awal 2021. 

Melihat kondisi tersebut, tak bisa dimungkiri bahwa hampir separuh dari penduduk Indonesia sudah aktif dalam menggunakan sosial media. Dalam laporan dengan tajuk yang sama, HootSuite dan We Are Social menyebutkan, dari total 274,9 juta penduduk di Indonesia, 170 juta atau sekitar 61,8% di antaranya telah menggunakan media sosial.

Timpangnya tingkat literasi membaca dengan keaktifan bermedia sosial menjadi salah alasan mengapa banyak masyarakat masih mudah termakan hoaks. Banyak pihak tak bertanggung jawab memanfaatkan situasi tersebut untuk terus menyebarkan berita bohong hingga ujaran kebencian di media sosial. 

Masyarakat pun menjadi mudah terprovokasi oleh informasi yang disajikan, terlebih lagi jika hanya berpaku kepada judul dan sebagian kecil dari informasi yang diterima. Lantaran tidak membaca secara tuntas, informasi yang diterima menjadi tidak utuh dan menyeluruh. Inilah mengapa berita hoaks semakin merajalela di kalangan pembaca Indonesia. Tak hanya saat situasi politik, berita hoaks dan hate speech juga kerap terjadi saat situasi bencana.

Baca Juga: Masih Ngomonign Israel-Palestina, Hendropriyono Contoh Bu Retno Dong!

Tercatat sejak Maret 2020 hingga 26 Januari 2021, Sub Direktorat Pengendalian Konten Internet Ditjen Aplikasi Infirmasi Kominfo mengatakan, ada sekitar 1.387 hoaks yang beredar di tengah situasi pandemi Covid-19. Penyebaran ribuan berita hoaks kian masif melalui sebarannya yang meluas di platform digital.

Berangkat dari gambaran tersebut, Warta Ekonomi Group yang terdiri atas WartaEkonomi.co.id dan HerStory.co.id, menginisiasi sebuah kampanye #BacaSampaiTuntas untuk turut menggaungkan literasi di Indonesia, khususnya dalam hal meningkatkan minat baca.

Kampanye #BacaSampaiTuntas akan dilakukan dengan menyajikan konten-konten edukatif yang mendorong minat baca di situs WartaEkonomi.co.id dan HerStory.co.id. Selain di kedua situs tersebut, konten edukatif dalam kampanye #BacaSampaiTuntas akan disajikan di akun-akun media sosial WartaEkonomi.co.id dan HerStory.co.id. Terakhir, kampanye #BacaSampaiTuntas juga akan menyasar komunitas-komunitas yang dimiliki oleh Warta Ekonomi Group.

Melalui kampanye #BacaSampaiTuntas, Warta Ekonomi Group mengajak masyarakat untuk membudayakan membaca informasi secara tuntas sehingga pemahaman yang diterima menjadi utuh dan menyeluruh.

Dengan demikian, masyarakat diharapkan dapat membentengi diri dari informasi yang bersifat provokatif maupun informasi yang tidak benar melalui kampanye #BacaSampaiTuntas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: