Untuk 7 Tahun Selanjutnya, Suriah Masih Akan Dipimpin Bashar Al Assad, Pendukungnya Sorak-sorai
Presiden Suriah Bashar al-Assad memenangkan jabatan keempat dalam pemilihan presiden Suriah pekan ini. Ketua Parlemen Suriah, Hammouda Youssef Sabbagh mengatakan, Assad berhasil meraih 95,1 persen suara dalam pemilihan presiden pada Kamis (27/5/2021) waktu setempat.
Dalam sebuah pernyataan, Sabbagh merinci 14.239.140 suara memilih Assad. Jumlah ini secara efektif membuat pejabat itu menerima mayoritas mutlak. Assad bakal mengemban kembali presiden dalam masa jabatan selama tujuh tahun lagi.
Baca Juga: TPS Dibuka, Bashar Al Assad Diramalkan Tetap Pegang Kursi Dinasti Kekuasaan
Pada kemenangan pemilihan presiden 2014, Assad meraih kemenangan dengan hanya 88,7 persen suara. Sementara itu, pernyataan Sabbagh juga mengindikasikan bahwa pemilihan presiden mencapai lebih dari 78 persen.
Dua kandidat lainnya, mantan menteri negara Abdallah Salloum Abdallah dan sesama kandidat Mahmud Merhi masing-masing memperoleh 1,5 persen dan 3,3 persen suara. Merhi kemudian berkomentar bahwa kemenangan presiden Assad adalah kemenangan yang wajar. Assad telah mempertahankan kursi kepresidenan sejak 2000.
Pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad merayakannya setelah hasil pemilihan presiden diumumkan. Bereaksi atas kemenangan itu, Assad mengeluarkan pernyataan melalui tim kampanyenya, dan berterima kasih kepada warga Suriah atas rasa nasionalisme yang tinggi dan partisipasi penting mereka dalam pemilu.
"Terima kasih kepada semua warga Suriah atas rasa nasionalisme mereka yang tinggi dan partisipasi mereka yang penting untuk masa depan anak-anak Suriah dan masa mudanya, mari kita mulai dari besok kampanye kerja kita untuk membangun harapan dan membangun Suriah," ujar Assad seperti dikutip laman Sputnik, Jumat (28/5/2021).
Setelah pengumuman pemilu, rekaman video telah muncul dari Suriah yang menunjukkan kembang api perayaan dan sorak-sorai orang banyak. Pemilihan berlangsung dari jam 7 pagi hingga tengah malam pada Rabu lalu.
Lebih dari 12 ribu Tempat Pemungutan Suara (TPS) tersedia untuk individu berpartisipasi. Anggota delegasi parlemen Rusia menyampaikan kepada Sputnik bahwa proses pemilihan diadakan tanpa pelanggaran dan sejalan dengan aturan internasional.
Duta besar untuk Kementerian Luar Negeri Rusia Vladimir Churov sebelumnya mengatakan, bahwa terorisme dan penghalang internasional adalah ancaman utama bagi proses pemilihan Suriah. Faktanya, satu sumber mengungkapkan bahwa ledakan meletus di dekat tempat pemungutan suara di Daraa Suriah, tetapi tidak ada yang terluka oleh ledakan itu.
Ketika proses pemilihan tengah berlangsung, negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Jerman dan Italia mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam pemungutan suara karena dilaporkan tidak sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254. Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok tersebut menyatakan bahwa pemilihan tersebut tidak akan bebas atau adil.
Tidak ada artinya bahwa sementara lima anggota PBB mengutip Resolusi 2254 untuk mengutuk pemilihan Suriah, anggota yang sama juga gagal mencegah serangan teroris yang dilakukan oleh Daesh atau al-Nusra, serta menyerukan agar partai-partai mendukung persatuan, kemerdekaan Suriah dan integritas teritorial. Kedua tindakan tersebut diuraikan di bawah resolusi tahun 2015 yang sama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: