Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dibilang Provinsi Paling Gak Becus Urus Covid-19, Begini Reaksi Wakilnya Anies

Dibilang Provinsi Paling Gak Becus Urus Covid-19, Begini Reaksi Wakilnya Anies Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria menegaskan Pemprov DKI telah serius dalam menangani dan mengendalikan COVID-19 di Ibu Kota, menyusul penilaian kategori E dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam penanganan pandemi covid.

Keseriusan ini, kata Riza, telah menunjukkan hasil yang membuat tidak ada peningkatan signifikan pada angka kasus COVID-19 setelah libur Lebaran dan mudik 2021 sebab semua tertangani dengan baik.

"Kami di Jakarta sangat serius dan sungguh-sungguh dalam pengendalian COVID-19. Alhamdulilah kita lihat bersama, angkanya (kasus COVID-19) masih cukup landai, tidak ada peningkatan yang signifikan," ujar Riza di Jakarta, Jumat.

Riza juga memaparkan upaya-upaya Pemprov DKI Jakarta dalam penanganan dan pengendalian COVID-19 yang menurutnya jauh lebih baik dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain di Indonesia.

Sebelumnya Kementerian Kesehatan memberi nilai E atau yang terburuk kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kualitas pengendalian pandemi COVID-19 selama tiga bulan terakhir, atau selama pekan epidemiologi ke-20 (16-22 Mei 2021).

Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat memberi keterangan dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Kamis (27/5), yang disiarkan secara virtual, menyebutkan bahwa penilaian kualitas pengendalian pandemi itu berdasar pada tingkatan laju penularan dan level kapasitas respon layanan kesehatan di setiap daerah.

"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta, tetapi ada juga yang masih di C. Artinya tidak terlalu 'bed occupation rate' dan pengendalian provinsinya masih baik," kata Dante.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Dante menerangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menunjukkan kapasitas respon yang paling buruk jika dibandingkan dengan daerah lain.

"Atas rekomendasi tersebut, masih banyak yang dalam kondisi terkendali kecuali DKI Jakarta ini kapasitasnya E, karena di DKI Jakarta bed occupation rate (keterisian)-nya sudah mulai meningkat atau lebih besar dari lainnya dan 'tracing' (pelacakan) kasusnya juga tidak terlalu baik (satu kasus dites lima orang)," ujar Dante.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: