Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Genjot Lagi Penduduknya, tapi Kritikus Keras Singgung Populasi di Xinjiang

China Genjot Lagi Penduduknya, tapi Kritikus Keras Singgung Populasi di Xinjiang Kredit Foto: Alamy/Xinhua/Lan Hongguang

Dihadapkan dengan krisis demografis, pemerintah China melonggarkan kebijakan pada tahun 2016 untuk mengizinkan dua anak, tetapi banyak pasangan di kelas menengah Han enggan memiliki lebih dari satu anak, dengan alasan tingginya biaya membesarkan keluarga terutama di kota-kota. Pada tahun 2020, tingkat kelahiran turun hampir 15% dari tahun ke tahun.

Tetapi sementara jumlah bayi baru lahir turun di seluruh China, tingkat kelahiran resmi tetap relatif tinggi di wilayah barat Xinjiang. Antara 1991 dan 2017, Xinjiang memiliki rasio tingkat kelahiran yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan bagian lain negara itu, menurut sebuah laporan oleh Institut Kebijakan Strategis Australia.

Para peneliti mengatakan selama beberapa dekade keluarga Uyghur Xinjiang secara tradisional memiliki banyak anak --kadang-kadang sebanyak sembilan atau 10.

Selama kebijakan satu anak, etnis minoritas, termasuk populasi Uyghur Xinjiang, diizinkan memiliki hingga tiga anak, yang menurut pihak berwenang untuk menghormati tradisi budaya kelompok keluarga besar.

Beberapa orang Uyghur melebihi ini dan dalam banyak kasus itu ditoleransi.

Jatuh tiba-tiba

Tetapi ketika pemerintah China memulai tindakan kerasnya di Xinjiang pada tahun 2017, yang diduga melibatkan pengiriman jutaan orang Uighur ke kompleks pusat penahanan yang luas, ada pengetatan kebijakan keluarga berencana secara simultan.

Antara 2017 dan 2018, tingkat kelahiran di Xinjiang turun sepertiga, dari 15,8 per 1.000 orang menjadi 10,7 per 1.000 orang. Dalam sebuah faks ke CNN pada September 2020, pemerintah China mengaitkan penurunan angka kelahiran dengan "implementasi komprehensif kebijakan keluarga berencana."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: