Jadi Cucu Ideologis dan Biologis Bung Karno, Langkah Puan Tepat Ingatkan Bangsa Soal Pancasila
Karena itu, sangat ganjil manakala seseorang yang ingin menjadi seorang religius justru mempertentangkannya dengan Pancasila.
“Demikian pula sebaliknya, nyaris mustahil seorang Pancasilais bukan sekaligus seorang relijius,” katanya lagi.
Seraya menunjuk pernyataan Ketua DPR Puan Maharani tentang peluang besar Indonesia menjadi negara besar yang disegani dunia manakala warganya menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Ia kemudian menunjukkan bahwa pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari akan menerbitkan energi positif yang meninggikan kesadaran hikmat-kearifan dan meluaskan pengamalan kasih serta kebajikan dalam kehidupan keseharian.
“Bayangkan, seseorang yang menghayati, mengamalkan seluruh sila yang ada dalam Pancasila, kehidupannya sudah pasti hanya akan dipenuhi energi positif yang juga memberikan dampak kebaikan bagi lingkungannya. Bila mayoritas warga Indonesia hidup dalam lingkup energy positif ini, mana mungkin kalau Indonesia tidak menjadi negara besar yang akan disegani dunia?” kata dia.
Adapun, religiusitas yang timpang tidak jarang membuat pelakunya kehilangan keseimbangan antara sisi pengabdian vertical dengan hubungan baik dengan sesame manusia.
“Akibatnya tidak jarang pelakunya justru menjadi kaum radikal yang salah langkah dalam memaknai pengabdian kepada Tuhan,” kata dia. Varhan menunjuk contoh paling aktual, yakni tertangkapnya 10 orang kelompok radikal yang bermaksud mengebom rumah ibadah di Merauke, belum lama ini.
“Itu yang terjadi manakala sisi Ketuhanan lepas dari kesadaran sebagai sesama anak bangsa yang harus menyadari keberagaman dalam Persatuan Indonesia,” katanya.
Sebagaimana diberitakan, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak seluruh komponen bangsa menjadikan Pancasila sebagai inspirasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disampaikan dalam rangka Hari Lahir Pancasila, kemarin.
"Kita hanya dapat menjadi bangsa yang besar jika kita berpegang teguh pada falsafah bangsa kita sendiri, yakni Pancasila, dan bukan menjiplak falsafah bangsa orang lain karena setiap bangsa memiliki akar sejarah dan budaya yang berbeda-beda," ujar cucu Bung Karno tersebut.
Puan menegaskan, hanya dengan Pancasila persatuan bangsa Indonesia dapat diperkukuh. Ia juga percaya, dengan mengimplementasikan Pancasila tujuan bernegara dapat segera dicapai.
Puan menjadi petugas pembaca naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Jakarta. Putri Megawati Soekarnoputri itu mengenakan baju kurung hitam berselempang kain tenun gringsing Bali.
Upacara juga diikuti secara virtual oleh Presiden Joko Widodo beserta para menterinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil