Komandan Senior Hamas Dijemput Paksa Militer Israel di Ramallah, Ini Alasannya
Pasukan keamanan Israel pada Rabu (2/6/2021) pagi menangkap seorang anggota senior Hamas, Sheikh Jamal Tawil, di Ramallah atas dugaan bekerja atas nama kelompok teror, kata Pasukan Pertahanan Israel.
Menurut militer, Tawil ditangkap dalam serangan dini hari oleh Unit Duvdevan elit IDF dan dinas keamanan Shin Bet.
Baca Juga: Sudah Perangi Hamas dan Duit Melimpah, Israel Ketahuan Masih Minta USD1 Miliar ke Amerika
"Tawil adalah tokoh senior dalam kelompok teror Hamas di Tepi Barat, yang baru-baru ini mengambil bagian aktif dalam mengorganisir kerusuhan, menghasut kekerasan dan mereformasi markas Hamas di Ramallah," kata IDF, dikutip dari Times of Israel, Kamis (3/6/2021).
Hamas mengecam penangkapan operasi seniornya, dengan mengatakan itu tidak akan mencegah aktivitas lebih lanjut oleh kelompok teror di Tepi Barat.
“Penangkapan Sheikh Jamal al-Tawil tidak akan membungkam suara perlawanan di Tepi Barat. Putra-putra Hamas dan para komandannya semuanya adalah tentara perlawanan, dan mereka akan melanjutkan jalan kebebasan dan pembebasan apa pun pengorbanannya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Tawil, yang diyakini telah merencanakan sejumlah bom bunuh diri selama Intifada Kedua, telah ditangkap berkali-kali, menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam dan di luar penjara Israel. Putri Tawil, Bushra, seorang jurnalis Palestina yang terkait dengan Hamas, juga telah ditahan dalam penahanan administratif sejak akhir Desember, menurut kelompok hak-hak tahanan Palestina al-Dameer.
Penangkapan Tawil terjadi di tengah tindakan keras umum terhadap kegiatan Hamas di Tepi Barat dalam beberapa hari terakhir, serta serangan penangkapan skala besar sebagai tanggapan atas protes yang meluas dan kerusuhan kekerasan selama konflik Gaza bulan lalu.
Lebih dari sepuluh aktivis Hamas ditangkap pada dini hari pada 20 Mei saja, termasuk legislator Palestina terkemuka Naif Rajoub, juru bicara Shin Bet mengatakan kepada The Times of Israel pada saat itu. Tidak jelas berapa banyak yang kemudian dibebaskan.
Hamas minggu ini menyerukan Palestina untuk mengadakan "Hari Kemarahan" pada hari Jumat untuk menghadapi apa yang disebutnya "agresi pemukim" dan "penyerbuan Masjid Al-Aqsa" di Yerusalem.
"Agresi ini akan dihadapi oleh rakyat kami dengan perlawanan dan konfrontasi lebih lanjut," kata kelompok teror itu dalam sebuah pernyataan Selasa.
Meskipun gencatan senjata sebagian besar terjadi antara Israel dan kelompok teror di Jalur Gaza, kepemimpinan Hamas tampaknya masih mendorong kerusuhan lebih lanjut di wilayah tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto