Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Duet Cak Imin-AHY, Demokrat Merasa Bersyukur Ada Kecocokan

Soal Duet Cak Imin-AHY, Demokrat Merasa Bersyukur Ada Kecocokan Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). | Kredit Foto: Ferry Hidayat
Warta Ekonomi -

Meski Pilpres 2024 masih jauh, niat untuk menduetkan tokoh sebagai Calon Presiden dan Wakil Presiden sudah kencang di publik. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun ikut-ikutan ingin menduetkan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Capres dan Cawapres.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar menyambut baik wacana menduetkan Cak Imin dengan AHY di Pilpres mendatang. Menurutnya, Cak Imin dan AHY merupakan tokoh nasional yang mempunyai kapasitas dan kapabilitas.

Baca Juga: Wacana Duet Cak Imin dengan AHY, Mohon Maaf Suara Demokrat & PKB Masih Belum Cukup Bro!

“Kalau ada keinginan resmi (duet Cak Imin dan AHY) kita sangat mengapresiasi banget dan menghormati itu. Bersyukur PKB merasa cocok dengan kita,” ungkap Renanda kepada Rakyat Merdeka, Senin (7/6).

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, sebelumnya mengatakan, dirinya mendapatkan masukan dari sejumlah pihak terkait kemungkinan Cak Imin dengan AHY diduetkan. 

“Saya pikir ini opsi yang bagus juga, lebih fresh, duet sipil-militer, religius-nasionalis. Namun semua itu tergantung respons dari masyarakat,” kata Jazilul kepada wartawan di Jakarta, Kamis (3/6).

Selama ini, diakui dia, hubungan antara PKB dengan Demokrat baik-baik saja. Dalam arti, tidak ada peristiwa yang membuat kedua partai menegang atau keras dalam urusan perpolitikan nasional. 

Begitu pun hubungan antara Cak Imin dengan AHY yang adem ayem. “Cak Imin dari zaman bapak, sama AHY juga baik,” katanya.

Hubungan yang baik selama ini diharapkan bisa ditindaklanjuti dengan melakukan pertemuan khusus antara ketua umum dari kedua partai. 

“Harus ada pertemuan antara ketum, mau ke arah mana. Karena kita belum tahu juga wacana duet itu aspirasi Jazilul atau ketum, harus didalami juga. Karena kalau kita komentari belum ada keputusan partai percuma,” katanya.

Apalagi, dalam membangun koalisi di Pilpres mendatang membutuhkan syarat yang harus dipenuhi. Dan koalisi antara PKB dengan Partai Demokrat belum mencukupi syarat 20 persen. Artinya, membutuhkan partai lain untuk mengusung pasangan Capres dan Cawapres. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: