Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Dalami Dugaan Manipulasi Konsultan JIS dan Projek ITF Sunter pada Jakpro

PKS Dalami Dugaan Manipulasi Konsultan JIS dan Projek ITF Sunter pada Jakpro Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjawab pertanyaan jurnalis usai meninjau proses lifting rangka atap saat pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/6/2021).Pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton dengan bentang 269 meter tersebut menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat. | Kredit Foto: Antara/Galih Pradipta
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PKS, Abdul Aziz mengatakan pihaknya akan meminta klarifikasi pada PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau PT Jakpro terkait dugaan manipulasi analisa investasi pengembangan kawasan Jakarta International Stadium (JIS) dengan Penyetaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp5,9 triliun. 

Dalam hal ini, analisa investasi yang dihasilkan oleh PT Cipta Esa Unggul sebagai konsultan PT Jakpro, disinyalir copy paste dari dokumen analisa milik anak usaha Jakpro sendiri yakni, PT Jakarta Konsultindo atau Jakkon.  Baca Juga: Mau Nyapres Mas Anies? Ketua DPRD: Beresin Dulu Masalah di Jakarta!

"Insya Allah kita akan minta klarifikasi dari Jakpro," katanya saat menjelaskan kepada media, Senin (28/6/21). 

Selain dugaan manipulasi atau rekayasa konsultan investasi, Abdul Aziz juga berencana akan menanyakan pada PT Jakpro terkait pembelian kepemilikan saham Fortum Power Heat and Oy pada PT Jakarta Solusi Lestari (PT JSL) pengelola ITF Sunter. Baca Juga: DPD APTRI: DPRD Jatim Harusnya Bicara Kepentingan Rakyat

Pada aksi korporasi tersebut, PT Jakpro dinilai membeli saham Fortum dengan harga diluar kewajaran yakni, USD6 jt. Kemudian, projek yang telah dilakukan ground breaking sejak 20 Desember 2018 tersebut, hingga kini  dirasa tidak ada progres signifikan. 

"Kami akan gali alasan dan latar belakangnya pada rapat nanti," kata Abdul Aziz. 

Lebih-lebih, keputusan pembelian kepemilikan saham perusahaan asal Finlandia tersebut dilakukan dalam suasana kinerja keuangan PT Jakpro yang tengah mengalami rugi. 

Sebagaimana diketahui, kinerja keuangan PT Jakpro tahun 2020 mencatat rugi bersih sebesar Rp347.69 miliar, angka tersebut melonjak dari kinerja tahun 2019 yang mengalami rugi bersih sebesar Rp13.87 miliar. Bahkan, dengan kebijakan tersebut sebelumnya, sudah dipastikan PT Jakpro akan kembali mencatatkan kerugian pada tahun 2021.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: