Pemerintah Indonesia mempercepat pembangunan rendah karbon melalui kolaborasi global dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Pemerintah Indonesia dan OECD secara resmi meluncurkan Program Clean Energy Finance and Investment Mobilisation (CEFIM) Indonesia pada akhir 2019 lalu dan CEFIM Indonesia telah menyelesaikan penyusunan laporan mengenai rekomendasi implementatif bagi Indonesia guna mendukung upaya pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta mempercepat transisi energi bersih dan berkelanjutan Indonesia.
Baca Juga: 3 Tokoh Maut Turun Gunung, Langkah Airlangga Hartarto Makin Kuat
“Saya mengapresiasi OECD yang telah menyusun laporan ini, yang secara komprehensif menggambarkan tantangan dan peluang untuk meningkatkan pembiayaan dan investasi energi bersih di Indonesia,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di acara webinar peluncuran laporan tinjauan OECD terhadap pembiayaan dan investasi energi bersih Indonesia pada Senin (28/6/2021).
Airlangga mengatakan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk berkolaborasi dengan komunitas global dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim di Indonesia.
Termasuk untuk mencapai komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% di tahun 2030 yang sejalan dengan konsep pemulihan dan pembangunan kembali yang lebih baik. Untuk mengubah komitmen menjadi rangkaian aksi membutuhkan dukungan pembiayaan yang besar, tidak hanya sekadar mengandalkan dana APBN.
“Indonesia harus memiliki fokus strategi yang bukan saja dapat mengurangi tingkat emisi, tetapi juga untuk membuka dan mengoptimalkan potensi energi bersih yang ketersediaannya melimpah untuk menarik investasi,”tegasnya.
Airlangga pun berharap OECD tidak hanya berhenti di pemberian rekomendasi, tapi juga dapat terus memberikan dukungannya terutama dalam hal berbagi praktik dan pengalaman terbaik serta memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
“Saya mendorong negara-negara OECD untuk yakin dalam membiayai dan berinvestasi di proyek energi bersih di Indonesia, saya harap semua pemangku kepentingan dapat berpartisipasi aktif untuk mempercepat pembangunan rendah karbon di Indonesia,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq