Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyelami Hubungan Spesial Amerika-Israel, Saking Spesialnya Biden Bilang...

Menyelami Hubungan Spesial Amerika-Israel, Saking Spesialnya Biden Bilang... Kredit Foto: Getty Images/New York Times/Doug Mills
Warta Ekonomi, Washington -

Hubungan khusus Amerika Serikat (AS) dan Israel sedang berubah. Para pemimpin baru di Washington dan Yerusalem berusaha memperbaikinya sementara pendahulu mereka yang terpolarisasi bertekad untuk menyabotnya.

Ini terjadi ketika Presiden Joe Biden melanjutkan poros kebijakan luar negeri AS dari Timur Tengah ke Timur Jauh. Sementara di dalam negeri ia menghadapi tekanan yang semakin besar dari kaum progresif di Partai Demokratnya untuk memberlakukan pembatasan baru pada bantuan ke Israel.

Baca Juga: Orang Militer Amerika Ungkap Mengapa Biden Instruksikan Serangan Udara ke Iran

Biden dan Perdana Menteri Naftali Bennett telah berjanji untuk memulihkan bipartisan, mengurangi retorika, merahasiakan ketidaksepakatan, menghindari kejutan dan kembali bertindak seperti sekutu alih-alih musuh. Perubahan itu penting untuk menyembuhkan ketegangan, tetapi itu tidak akan membawa kembali ke masa tenang di masa lalu dan dukungan dinding-ke-dinding di antara Demokrat.

Steven Simon, yang menangani Kebijakan Timur Tengah di Gedung Putih Obama, mengatakan kepada The New York Times, "Perbedaan mendasar yang muncul dalam hubungan ... akan sulit untuk dibalikkan," terutama di era politik yang semakin terpolarisasi.

Partai Republik, dengan bantuan dan dorongan mantan perdana menteri Benjamin Netanyahu, berhasil mengubah Israel menjadi isu partisan, dengan fokus pada agenda sayap kanan untuk membangun permukiman alih-alih perdamaian dengan Palestina.

Bennett dan mitra koalisinya, Menteri Luar Negeri Yair Lapid, tampak serius dalam memperbaiki hubungan tidak hanya dengan Demokrat –yang pernah menjadi basis dukungan Israel yang luas dan dapat diandalkan. Tetapi juga dengan semakin banyak orang Yahudi AS yang terasing oleh kebijakan sayap kanan Netanyahu dan pengaruhnya yang terjun ke politik partisan AS.

Mereka menghadapi tekanan yang meningkat dari Kiri AS. Tuntutan untuk perubahan dalam hubungan, khususnya membatasi penggunaan bantuan militer AS, didorong oleh gambar kerusakan yang luas oleh bom Israel dalam perang Gaza terbaru dan hilangnya nyawa, terutama di kalangan anak-anak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: