Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cs AHY Nyinyir Tukang Meubel Jadi Presiden, Langsung Dibales, Menohok Bos! Mayor Kok Mau Nyapres?

Cs AHY Nyinyir Tukang Meubel Jadi Presiden, Langsung Dibales, Menohok Bos! Mayor Kok Mau Nyapres? Kredit Foto: Twitter Rachlan Nashidik
Warta Ekonomi, Jakarta -

Politisi Partai Demokrat Rachland Nashidik, dalam akun Twitternya membuat pernyataan yang kontroversial. Kali ini, ia turut mempertanyakan penjual jam imitasi bisa menjadi komisaris BUMN.

Bahkan, anak buah Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga menyoroti seorang tukang mebel saja bisa dipilih jadi presiden RI.  Baca Juga: Isu Ketua BEM UI Asuhan Keluarga Cikeas Sudah Dibantah, BuzzeRp Kena Kepret Anak Buah AHY

“Indonesia: Kenapa heran sales jam imitasi bisa jadi komisaris BUMN, kalau tukang mebel bisa dipilih jadi Presiden?” cuitnya, dalam akun @RachlandNashidik, dilihat, Jumat (2/7/2021).

Diketahui, sindiran Rachland diduga ditujukan kepada Komisaris Independen PT Pelni, Kristia Budiarto atau Dede Budhyarto, yang jejak digitalnya Dede pernah pernah menawarkan jam tangan KW. Baca Juga: Demokrat Kubu Moeldoko Buka-bukaan Tiga Alasan Penting, AHY Cs Siap-siap Saja!

Kemudian, tukang meubel yang menjadi presiden yakni Joko Widodo (Jokowi). Sebelumnya, Jokowi mengaku dirinya berprofesi sebagai pengusaha meubel di kampung halamannya.

Baca Juga: Isu Ketua BEM UI Asuhan Keluarga Cikeas Sudah Dibantah, BuzzeRp Kena Kepret Anak Buah AHY

Baca Juga: Habis Bilang Buzzer Islamophobia, Nyonyanya Mas AHY Bilang, Kalau Saya Diserang, Mohon...

Terkait itu, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Nadirsyah Hosen, memberikan balasan yang tajam untuk Rachland.

Ia menyebut jika salah satu penyebab kualitas demokrasi di Indonesia turun lantaran kubu oposisi kurang cerdas.

“Gak usah persoalkan profesi sebelumnya, selama halal & legal. Nanti ada yg respon “level Mayor kok mau jadi Capres” anda dkk marah2. Kalau yg jual jam KW, itu halal & legal gak sih?” cetusnya. 

Sementara itu, Rachland pun kemudian memberikan klarifikasi bahwa poin dari cuitannya adalah dalam demokrasi Indonesia hari ini, siapa saja mungkin jadi apa. Maling atau pemuka agama sama berpeluang. Itu faktanya. 

“Memang, demokrasi tidak menyoal Anda siapa atau datang dari mana. Tapi penting bertanya: sebenarnya Anda bisa berbuat apa?” cetusnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: