Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PTPP Optimis Transformasi Bisnis Anak Perusahaan Akan Makin Perkuat Kinerja

PTPP Optimis Transformasi Bisnis Anak Perusahaan Akan Makin Perkuat Kinerja Kredit Foto: PTPP
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) optimis transformasi bisnis anak perusahaan, antara lain PT PP Presisi Tbk (PPRE) dan PT PP Properti Tbk (PPRO), akan memperkuat kinerja perusahaan. Strategi anak perusahaan ini sejalan dengan transformasi bisnis yang dijalankan oleh PTPP, yang merupakan upaya untuk dapat tumbuh lebih dinamis sehingga bisa turut berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor konstruksi dan properti.

”Upaya memperkuat kinerja dilakukan melalui transformasi bisnis oleh PTPP beserta Anak Perusahaannya. Diversifikasi ke jasa pertambangan yang dilakukan oleh PPRE untuk mengoptimalkan asset alat berat yang dimiliki, mendorong pada perolehan kontrak baru dengan pencapaian yang menggembirakan dimana pada kuartal pertama 2021 berhasil mengantongi kontrak baru senilai Rp813,2 miliar atau naik 92% yoy dari kuartal pertama 2020. Pencapain ini kemudian bertambah menjadi Rp2,2 triliun hingga akhir bulan Mei 2021. Sedangkan pada sektor residensial, anak perusahaan kami yaitu PPRO, fokus menargetkan pemasaran melalui segmen student apartment dan penjualan rumah tapak (landed house) sebesar 60% dari target penjualan di tahun ini,” kata Direktur Utama PT PP (Persero) Tbk Novel Arsyad, dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (6/7/2021).

Baca Juga: Hingga Mei, PTPP Telah Genggam Kontrak Baru Senilai Rp6,7 Triliun

Upaya yang dilakukan PPRE dengan shifting dari kontraktor sipil dan umum ke kontraktor jasa pertambangan merupakan strategi perusahaan untuk dapat tumbuh lebih dinamis. Terlebih jasa tambang mampu memberikan pendapatan lebih stabil dibandingkan konstruksi melalui skema kontrak kerja produksi jangka panjang hingga 4 tahun. Selain memperoleh sumber pendapatan yang lebih stabil, melalui jasa pertambangan khususnya nikel, PPRE mampu mengoptimalkan asset alat berat yang dimiliki dan tidak perlu melakukan investasi dalam jumlah yang besar dikarenakan karakter alat berat yang diperlukan dalam jasa tambang khususnya nikel tidak jauh berbeda dengan alat berat yang digunakan pada jasa kontraktor sipil.

“Pemerintah juga terus meningkatkan percepatan pembangunan smelter dengan target 30 smelter hingga 2024. Kondisi tersebut tentunya membuka peluang bagi anak perusahaan kami yaitu PPRE untuk dapat memasuki sektor jasa pertambangan dan berkontribusi dalam peningkatan produksi nikel,” ujar Novel.

Diperolehnya dua kontrak baru PPRE dari sektor jasa pertambangan yakni Jasa Tambang Nikel Morowali dan Hauling Road Upgrading serta Stockyard Area Weda Bay Nickel meningkatkan kepercayaan diri dan optimisme PPRE untuk memperoleh sedikitnya tambahan 3 kontrak baru di sektor tersebut hingga lebih dari Rp1,5 triliun sampai dengan akhir tahun 2021.

“Prospek untuk penambahan kontrak baru dari sektor jasa pertambangan diharapkan dapat mendukung target kontribusi lini bisnis jasa pertambangan hingga sebesar 20% terhadap target pendapatan PPRE di tahun 2021. Selain prospek pada jasa tambang, PPRE juga mengincar beberapa proyek infrastruktur lainnya sebagai main contractor untuk meningkatkan daya saing perusahaan," jelas Novel. 

Baca Juga: Cari Dana Hingga Rp2 Triliun dari Pasar Modal, Ini yang Mau Dilakukan PTPP

Pendapatan PPRE pada kuartal pertama 2021 masih didominasi oleh lini konstruksi (civilwork) sebesar 84,3%. Pendapatan ini antara lain diperoleh dari Proyek Sirkuit Mandalika, Pembangunan Jalan Tol Indrapura Kisaran, Kawasan Industri Terpadu Batang, Bendungan Manikin, serta beberapa proyek yang dikerjakan oleh Anak Perusahaan PP Presisi yaitu LMA antara lain; Pekerjaan Earthwork dan River Diversion Pembangunan Bandara Kediri, Pembangunan Jalur Selatan Lot 7, Lot 6 dan Lot 9, Pembangunan Jalan Tol Semarang Demak dan Pembangunan Bendungan Way Apu.

Sementara anak perusahaan lainnya yaitu PPRO mempunyai 3 (tiga) segmen usaha yaitu Residential, Commercial dan Hospitality. Sejak tahun 1991 hingga saat ini Perseroan mengembangkan sekitar 53 proyek diantaranya 35 Residential, 12 Mall & Edutaiment, dan 6 Hospitality.

“Kami memproyeksikan target penjualan PPRO sampai akhir tahun ini sekitar Rp1,7 triliun, dengan kontribusi dari segmen realti sebesar Rp1,6 triliun dan dari segmen komersial senilai Rp109 miliar,” ujar Novel.

Pada sektor residensial, PPRO fokus menargetkan pemasaran melalui segmen student apartment dan penjualan rumah tapak (landed house) sebesar 60%, penjualan lahan 35% dan sisanya recurring income sebesar 5%. Pada masa pandemi ini telah terjadi perubahan kebiasaan hidup, untuk itu, strategi bisnis yang dilakukan PPRO di sektor residensial yaitu dengan menyesuaikan kebutuhan pasar terkait dengan pilihan lokasi yang strategis, melakukan re-modelling properti yang dikelola, seperti layanan automation self-check in pada hospitality yang dikelola PPRO dan serta menawarkan konsep hunian yang terhubung dengan lifestyle venue dan infrastruktur yang mendukung trend work from home (WFH).

Baca Juga: Cek Progres Proyek, Para Petinggi PTPP Kunjungi Proyek Maritime Tower & Pelabuhan Petikemas Kalibaru

Lalu, dari sisi pemasaran, PPRO melakukan optimalisasi digital marketing dan virtual event sehingga promosi yang dijalankan tepat sasaran dan sesuai segmentasi. Transformasi digital ini juga dilengkapi dengan sintem layanan informasi yang terintegrasi melalui program Digital Management System Enterprise Resource Planning (YABES).

Didukung dengan land bank (bank tanah) yang cukup memadai, saat ini PPRO fokus dalam mengembangkan landed house (rumah tapak) yang berada di Cibubur, Bandung dan Semarang. Adapun beberapa proyek residensial yang menopang kinerja perusahaan, antara lain, Grand Sungkono Lagoon, Begawan Apartment, Grand Kamala Lagoon, The Alton Apartment dan Grand Dharmahusada Lagoon.

“Di tengah kondisi market saat ini, kami optimis dapat mencapai kinerja yang ditargetkan melalui transformasi bisnis yang juga dilakukan oleh seluruh anak perusahaan. Hal ini merupakan wujud nyata bahwa PTPP adalah perusahaan yg adaptif, dinamis dan sustainable,” pungkas Novel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: