Seiring pertambahan jumlah penduduk, kebutuhan minyak nabati dunia untuk bahan pangan, bahan baku industri (sabun, sampo, deterjen, kosmetik, farmasi, dan lain-lain), serta untuk biofuel juga akan meningkat. Agar kebutuhan tersebut dapat terus dipenuhi, masyarakat dunia perlu cerdas memilih jenis minyak nabati yang dikonsumsi, salah satunya dengan mengutamakan aspek penghematan lahan.
Data PASPI Monitor mencatat, pada tahun 2020, luas areal empat tanaman penghasil minyak nabati utama dunia yakni kelapa sawit, kedelai, bunga matahari, dan rapeseed yakni sekitar 214 juta hektar. Dari keempat jenis minyak nabati utama tersebut, minyak kedelai menempati peringkat pertama dengan penggunaan kebun terluas, disusul rapeseed, bunga matahari, dan terakhir kelapa sawit.
Baca Juga: Dibandingkan Si Nomor 2, Kinerja Ekspor Sawit Indonesia Mengagumkan
Luas kebun kedelai tercatat sekitar 127 juta hektar atau 59 persen dari total luas empat tanaman penghasil minyak nabati dunia. Dengan luas areal tersebut, kebun kedelai hanya menghasilkan minyak sebesar 59 juta ton (31 persen) dari produksi empat minyak nabati utama dunia.
Berbeda dengan perkebunan kelapa sawit yang hanya memiliki luas sekitar 24 juta hektar atau 11 persen, mampu menghasilkan minyak sebesar 84 juta ton atau 44 persen dari produksi empat minyak nabati utama dunia.
Produktivitas minyak yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit jauh lebih tinggi dibandingkan produktivitas minyak nabati lainnya. Produktivitas minyak kelapa sawit per hektar lahan yakni sekitar 8 kali lipat dibandingkan produktivitas minyak nabati lainnya. Sehingga, dengan lahan yang lebih sedikit mampu menghasilkan minyak nabati yang lebih banyak.
Dengan tingkat produktivitas tersebut, pangsa minyak sawit terhadap produksi empat minyak nabati utama dunia meningkat cepat dari 22 persen (1965) menjadi 44 persen (2020). Padahal luas areal hanya meningkat dari 3,6 juta hektar (1965) menjadi 24 juta hektar (2020). Sementara luas lahan kedelai meningkat dari 25 juta hektar menjadi 127 juta hektar pada periode yang sama.
“Dengan demikian, jelas bahwa minyak sawit adalah minyak nabati paling hemat menggunakan lahan. Kebun sawit merupakan solusi untuk memenuhi peningkatan kebutuhan minyak nabati dunia dalam menghadapi lahan yang makin sempit kedepan,” seperti dicatat dari laman Palm Oil Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: