Jet Tempur Sepuh Tentara China Berani Intimidasi Taiwan, Pakar Bicara Strategi...
Drone atau J-7 Asli?
Pakar militer telah memberikan banyak penjelasan tentang pengiriman J-7 ke China sebagai bagian dari “latihan pengepungan pulau”. Beberapa sumber militer menyoroti kemungkinan bahwa pesawat J-7 yang dikirim ke Taiwan tidak berawak dan diubah menjadi drone tetapi angkatan udara Taiwan mengatakan mereka memang J-7 dan bukan drone.
Laporan menunjukkan bahwa China telah mengubah ribuan J-7 yang dinonaktifkan menjadi kendaraan udara tak berawak (UAV), termasuk jet lain seperti Q-5, J-6, dan J-8. Beberapa di antaranya dipamerkan di China International Aviation & Aerospace Exhibition 2018.
“PLA akan melakukannya dengan baik untuk mengambil satu halaman dari buku pedoman Azerbaijan dan juga menggunakan J-7 sebagai umpan tak berawak untuk SEAD [penindasan pertahanan udara musuh] selama keadaan darurat regional,” kata Ben Ho, seorang analis angkatan udara di S Rajaratnam School of International Studies, Singapura.
Dia mengacu pada konflik Nagorno-Karabakh di mana Azerbaijan meraih kemenangan militer dengan menggunakan serangan pesawat tak berawak yang menargetkan Armenia.
Sekelompok ahli lain percaya bahwa J-7 tak berawak seharusnya menguji tanggapan Angkatan Udara Taiwan untuk melihat apakah semua pesawat mereka terbang lagi.
One PLA Y-8 ASW entered #Taiwan’s southwest ADIZ in the afternoon of July. 12, 2021. Please check our official website for more information: https://t.co/VQuG76Ncjl pic.twitter.com/7f518IB9c4
— ??? Ministry of National Defense, R.O.C. ???????? (@MoNDefense) July 12, 2021
Sementara itu, para ahli China mengklaim bahwa latihan tersebut (termasuk J-7) menunjukkan tingkat kesiapan tempur dan kontrol PLA yang tinggi atas wilayah tersebut, karena pesawatnya yang kurang canggih juga dapat memainkan peran, Global Times yang dikelola pemerintah melaporkan.
“Mereka dapat dilengkapi dengan rudal udara-ke-udara canggih dan pod misi untuk menjadi kompetitif bahkan hingga hari ini, dan mereka juga dapat dimodifikasi menjadi versi tak berawak,” kata Song Zhongping, seorang ahli militer China daratan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto