Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perkembangan Langkah Kemenkes Merespons Lonjakan Kasus Covid-19

Perkembangan Langkah Kemenkes Merespons Lonjakan Kasus Covid-19 Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Upaya menambah ketersediaan tempat perawatan terus dilakukan. Dibandingkan sebelum Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat diberlakukan, sekitar 2.400 tempat perawatan telah ditambahkan. Saat ini, tersedia sekitar 35.500 tempat perawatan yang dikhususkan untuk Covid-19 di Jawa dan Bali.

Namun, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengingatkan, rata-rata keterisian tempat tidur masih tinggi atau meningkat. Penurunan keterisian tempat tidur dilaporkan dari Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah meski tetap di atas 80 persen.

Baca Juga: PPKM Darurat Hari ke-12: Pemerintah Susun Langkah Hindari Potensi PHK

Kabupaten/Kota dengan keterisian tempat tidur >80% perlu mengonversi tempat tidur sehingga 40% dari total tempat tidur RS dialokasikan untuk Covid-19. Jika kebutuhan tempat tidur masih belum terpenuhi, konversi RS menjadi RS khusus Covid-19 dan pembangunan RS lapangan/darurat Covid-19 dapat dilakukan.

Terkait suplai oksigen, dr. Nadia menjelaskan, strategi pemerintah adalah menambah pasokan oksigen serta mempercepat penyaluran ke daerah-daerah yang kasusnya tinggi. Kementerian Kesehatan telah mendapatkan komitmen dari Kementerian Perindustrian agar konversi oksigen industri ke medis diberikan sampai 90%. Melalui konversi ini, jumlah oksigen yang bisa didapatkan untuk memenuhi kebutuhan nasional mencapai 575.000 ton.

Menurutnya, pemerintah terus memperoleh bantuan oksigen, baik dari sejumlah perusahaan maupun luar negeri. "Bantuan oksigen ini akan didistribusikan terutama ke daerah-daerah dengan angka kasus tinggi," katanya, Rabu (14/7).

dr. Nadia mengatakan, Kemenkes juga bekerja sama dengan 11 penyedia layanan telemedicine untuk membantu konsultasi gratis hingga pemberian dan pengiriman obat bagi pasien Covid-19 dengan gejala ringan atau tanpa gejala untuk isolasi mandiri. "Layanan tersebut bisa diakses di situs isoman.kemkes.go.id," ujarnya.

Dia berharap, di masa PPKM Darurat ini peran semua elemen masyarakat taat dan menerapkan protokol kesehatan menjadi faktor yang penting untuk keberhasilan. Selain indikator kesehatan seperti jumlah kasus terkonfirmasi, keterisian tempat tidur karena Covid di RS dan angka kematian karena Covid-19, mobilitas penduduk menjadi indikator kunci yang harus dipantau untuk menentukan keberhasilan PPKM Darurat ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: