Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Negara Bergantung Produksi Pangan, Mampukah Korea Utara Bertahan?

Nasib Negara Bergantung Produksi Pangan, Mampukah Korea Utara Bertahan? Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memeriksa lokasi rekonstruksi di sebuah area terdampak topan baru-baru ini, di provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, dalam foto tidak bertanggal yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA), Rabu (14/10/2020). | Kredit Foto: Antara/KCNA via REUTERS
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Editorial surat kabar resmi Korea Utara Rodong Sinmun menyerukan upaya habis-habisan untuk memaksimalkan produksi biji-bijian tahun ini. Pertanian yang sukses adalah masalah penentu hidup atau mati yang dapat menentukan nasib negara itu.

"Isu prioritas utama dari kebijakan nasional tahun ini adalah pertanian yang sukses," tulis media perwakilan Partai Buruh yang berkuasa di negara itu pada Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: Belasan Staf KBRI Tinggalkan Korea Utara, Berjuang Lewati Jalur Maut ke China

Editorial itu menyatakan semua warga negara yang tinggal di Korea Utara harus memberikan segala dukungan yang mungkin mengenai pertanian. Sebab masalah tersebut dinilai sebagai masalah hidup atau mati yang menentukan nasib diri sendiri, anak-anak, dan negara.

Pertanian telah dilakukan seperti yang direncanakan sejauh ini. Namun topan dan banjir yang menghancurkan daerah penghasil beras utama negara itu musim panas lalu dapat melanda Korut tahun ini juga.

"Penjaga tidak dapat diturunkan setiap saat sehubungan dengan pertanian. Mengingat pelajaran dari tahun lalu dan mengingat pentingnya pertanian tahun ini, dukungan untuk sektor pertanian harus diberikan tanpa henti sampai pekerjaan selesai," ungkap editorial tersebut.

Korea Utara dikenal dengan kekurangan pangan kronis. Kondisi ini diperparah oleh topan musim panas lalu dan banjir yang menimbulkan malapetaka di daerah pertanian utama. Pada Juni, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengakui negaranya sedang menghadapi kekurangan pangan yang tegang.

Dalam laporan yang baru-baru ini diserahkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Korea Utara mengatakan produksinya turun ke level terendah dalam 10 tahun pada 2018. Kondisi ini terjadi karena bencana alam, kurangnya bahan pertanian, dan rendahnya tingkat mekanisasi. Pyongyang juga mengaku gagal mencapai target nasional memproduksi tujuh juta ton pangan.

Para ahli mengatakan Korea Utara perlu memproduksi sekitar 5,5 juta ton makanan setiap tahun untuk memberi makan penduduknya. Sebuah lembaga think tank di Seoul sebelumnya mengatakan Korea Utara bisa menghadapi kekurangan pangan sekitar 1,3 juta ton tahun ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: