Dikritik Keras Israel, Penjual Es Krim di Palestina: Saya Bukan Antisemit tapi...
Ketua dewan direksi Ben & Jerry's Anuradha Mittal, pada Selasa (26/7/2021), menyampaikan pernyataan terbuka untuk pertama kalinya dengan menolak langkah antisemit. Dia menyampaikannya lewat sebuat cuitan dengan tegas membantah menjadi antisemitisme menyusul pernyataan Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid bahwa boikot itu adalah “penyerahan yang memalukan terhadap antisemitisme.”
“Saya bangga dengan @benandjerrys karena mengambil sikap untuk mengakhiri penjualan es krimnya di Wilayah Pendudukan Palestina,” cuitnya, menggunakan istilah yang sama untuk Tepi Barat yang digunakan dalam pengumuman itu, dikutip laman Jerusalem Post.
Baca Juga: Setop Jualan di Palestina, Produsen Es Krim Ben & Jerry's Dapat Ancaman Serius Zionis Israel
I am proud of @benandjerrys for taking a stance to end sale of its ice cream in the Occupied Palestinian Territory. This action is not anti-Semitic. I am not anti-Semitic. The vile hate that has been thrown at me does it intimidate me.
— Anuradha Mittal (@Mittaloak) July 27, 2021
Pls work for peace – not hatred!
“Aksi ini bukan antisemitisme. Saya bukan antisemit. Kebencian keji yang telah dilemparkan kepada saya tidak [tidak] mengintimidasi saya. Tolong bekerja untuk perdamaian –bukan kebencian!” tambahnya.
Mittal tidak merinci "kebencian keji" yang dia terima, meskipun kritik atas keputusan tersebut telah menyerangnya di media sosial.
Postingan Mittal muncul beberapa hari setelah laporan oleh NBC News bahwa dewan direksinya tidak senang dengan teks pernyataan yang dikeluarkan oleh Unilever yang mengumumkan boikot. Ben & Jerry's akan "tinggal di Israel melalui pengaturan yang berbeda," katanya. Klausul itu tidak muncul dalam pengumuman yang disusun oleh dewan.
Mittal belum mengatakan bahwa Ben & Jerry's harus menarik diri dari Israel sepenuhnya, dan dewan belum menyuarakan posisi itu secara terbuka. Namun di Twitter, Mittal sebelumnya telah mendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi terhadap Israel yang dikenal sebagai BDS.
“Bencana berlanjut #Nakba70 tahun kemudian #palestina berdarah Sanksi Boikot Divestasi #israel,” tulisnya pada 2018.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto