Keras! Gibran Rakabuming Bantah Pernyataan Menterinya Jokowi: Sudah Saya Jelaskan...
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyoroti angka kematian kasus Covid-19 yang tinggi di Kota Solo.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka pun membantah jika angka kematian Covid-19 di Solo tinggi. Dia, pun sudah menjelaskan kepada Menteri Luhut mengenai angka kematian di Kota Solo karena Covid-19.
Baca Juga: Angka Testing Covid-19 di Surakarta Tertinggi Masuk 5 Besar, Gibran Buka Suara
"Sudah saya jelaskan. Yang jelas jumlahnya itu tidak setinggi yang dipaparkan oleh Pak Luhut," terang Gibran, Kamis (29/7/2021).
Gibran mengakui memang angka kematian kasus Covid-19 di Solo tinggi. Tapi itu pasien Covid-19 bukan dari Solo semua tapi daerah-daerah di sekitar Solo.
Keterisian tempat tidur atau BOR memang tinggi tapi pasiennya bukan dari Solo saja.
"Sudah saya jelaskan data-datanya seperti apa. Dari data kemarin sudah saya pastikan semuanya dapat akses, oksigen, obat dan dipastikan berapa persen yang belum di vaksin dan punya komorbid," papar dia.
Sehingga data kematian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng tercampur jadi satu. Harusnya itu terpisah, karena pasien Covid-19 yang dirawat di Solo tidak hanya masyarakat Solo saja tapi juga daerah lain.
"Iya, data kematian di Solo dan provinsi itu tercampur. Kita punya data sendiri dan jumlahnya tidak setinggi yang disampaikan Pak Luhut," ungkap dia.
Gibran mengatakan, ini sudah clear, kemarin sudah datang timnya Pak Luhut dan diberi penjelasan.
Responnya pun cukup bagus dan jelas, karena rumah sakit semua pasien itu harus diterima dan itu tidak masalah.
"Timnya Pak Luhut sudah datang ke sini, sudah kami jelaskan semua. Mereka pun menerima dan sudah jelas," imbuhnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa mengatakan data yang meninggal di rumah sakit di Solo masuk semua. Mereka yang meninggal itu bukan KTP Solo saja tapi juga luar Solo, itu jadi satu tidak dipisah.
"Itu yang bisa mengeluarkan dari provinsi. Jadi kita itu dapat data dari provinsi setelah melaporkan, kok tiba-tiba yang meninggal itu lebih tinggi," imbuh dia.
Menurutnya, beberapa waktu lalu yang meninggal sempat 20 orang dan itu tertinggi. Pernah 19 orang lalu 5 dan 4 orang.
"Semoga sekarang diantara 4 atau 5. Justru kita menanyakan kenapa di Solo datanya hingga 20, ternyata data di kita jauh dari itu," ucapnya.
Teguh menambahkan, selama beberapa hari Solo sempat masuk level 3, tapi kembali masuk level 4 karena tingkat kematian kasus Covid-19 di Solo tinggi.
"Ada beberapa selisih angka kematian antara data dari pemkot dengan pusat. Ini baru kita kroscekan," tandas dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Alfi Dinilhaq