Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jeff Bezos Kalah Telak dengan Elon Musk, Tawaran Rp28 T Ditolak NASA Mentah-Mentah!

Jeff Bezos Kalah Telak dengan Elon Musk, Tawaran Rp28 T Ditolak NASA Mentah-Mentah! Jeff Bezos, founder of Blue Origin and CEO of Amazon, speaks about the future plans of Blue Origin during an address to attendees at Access Intelligence's SATELLITE 2017 conference in Washington, U.S., March 7, 2017. | Kredit Foto: Antara/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pendiri SpaceX, Elon Musk berhasil mengalahkan miliarder Jeff Bezos atas proyek NASA senilai USD2,9 miliar (Rp41,9 triliun) untuk membangun sistem pendaratan dalam mengembalikan astronot ke bulan.

Bezos yang merupakan pendiri Blue Origin mengajukan protes setebal 50 halaman atas keputusan tersebut kepada auditor federal di Government Accountability Office (GAO).

Dilansir dari Independent.co.uk di Jakarta, Senin (2/8/21) perusahaan berpendapat bahwa NASA salah menilai proposal Blue Origin dalam kompetisi tiga arah untuk membangun pendarat Bulan baru, yang juga melibatkan tawaran dari perusahaan pertahanan Dynetics yang berbasis di Alabama.

Baca Juga: Viral Video Jeff Bezos Ditertawakan karena Bermimpi ke Luar Angkasa, Lihat Dia Sekarang!

Ketiga perusahaan tersebut bersaing untuk membangun kapal pendarat yang akan digunakan dalam program Artemis NASA yang bertujuan untuk mendaratkan wanita pertama dan pria di permukaan bulan pada tahun 2024. NASA dianggap bertindak tidak semestinya dalam membuat satu penghargaan untuk SpaceX.

Bezos juga menawarkan untuk memulihkan kompetisi ke program Sistem Pendaratan Manusia (HLS) dengan menutup kekurangan anggaran badan antariksa AS sebesar USD2 miliar (Rp28,9 triliun), dalam sebuah surat terbuka kepada Administrator Nasa Bill Nelson.

Selain itu, Bezos juga mengatakan akan mendanai peluncuran uji kendaraan luar angkasa ke orbit rendah Bumi yang kemungkinan akan menelan biaya jutaan lebih.

Blue Origin mengatakan pada bahwa pihaknya yakin ada masalah mendasar dengan keputusan NASA, dan bahwa GAO tidak dapat mengatasinya karena yurisdiksi mereka yang terbatas.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: