Pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga, Suko Widodo, menanggapi ramainya pejabat dan politisi yang memberi ucapan selamat kepada atlet peserta Olimpiade Tokyo. Ia menilai, fenomena ini terjadi lantaran tak ada prestasi yang bisa mereka banggakan.
Suko mengamati, fenomena tersebut sebagai upaya panjat sosial (pansos) para politisi dan pejabat. Mereka mengambil momen raihan medali emas Olimpiade oleh pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii dan Apriyani Rahayu untuk memopulerkan diri sendiri.
Baca Juga: Indonesia Raih Emas Pertama Olimpiade Tokyo, Syarief Hasan: Terima Kasih Greysia & Apriani
"Karena tak ada capaian prestasi yang bisa ditunjukkan ke publik, mereka nunut (mendompleng) dengan memberi ucapan keberhasilan. Lebay pansos," kata Suko dilansir dari Republika.co.id, Selasa (3/8).
Suko menganggap aksi politisi dan pejabat ini terbilang tidak pantas. Sebab, mereka malah mencoba menaikkan popularitas pribadi lewat prestasi orang lain. "Naluri tampil bagi pejabat di media berlebih. Sampai wajahnya dipaksakan dalam ucapan selamat keberhasilan orang lain," ujar Suko.
Selain itu, Suko mengkritisi foto pejabat dan politisi yang malah lebih besar dari foto atletnya itu sendiri. Suko menyarankan agar pejabat dan politisi sebaiknya hanya mencantumkan nama saja dalam gambar ucapan kepada atlet.
"Jika pun mengucapkan cukup wajah tokoh yang berhasil, pejabatnya cukup namanya saja yang ditulis. Tak perlu berlebih muncul. Apalagi, ada yang tampilan wajahnya lebih besar dari pada atlet yang berhasil. Pansosnya kelewatan," ucap Suko.
Ganda Putri Indonesia, Greysia Polii/Apriani Rahayu, akhirnya berhasil menyumbang medali emas bagi Indonesia di Olimpiade 2020 Tokyo. Kepastian ini diperoleh Greysia/Apriyani setelah menekuk ganda putri asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan, di final Olimpiade Tokyo 2020 dengan skor 21-19, 21-15.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum