Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Malaysia
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengungkapkan, sesaat lagi bangsa Indonesia akan memperingati 76 tahun usia kemerdekaan. Selama lebih dari tiga perempat abad perjalanan kehidupan kebangsaan telah mengalami pasang-surut dan dinamika sejarah. Beragam tantangan kebangsaan telah dihadapi dan berkali-kali komitmen kebangsaan diuji dan ditempa. Tantangan ini terasa begitu nyata, di tengah realita keberagaman dan kemajemukan sebagai sebuah bangsa.
Misalnya, hasil survei CSIS mencatat masih ada sekitar 10 persen generasi milenial yang setuju mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Kemudian survey Komunitas Pancasila Muda yang dirilis pada akhir Mei 2020, juga mencatat ada sekitar 19,5 persen generasi muda menganggap bahwa Pancasila tidak relevan bagi kehidupan. Bahkan sebagian responden berpandangan Pancasila hanyalah istilah yang tidak benar-benar dipahami maknanya.
"Secara statistik, angka-angka tersebut terlihat minoritas. Namun jika tidak disikapi dengan hati-hati dan bijaksana, akan menjadi 'duri dalam daging' dalam pembangunan wawasan kebangsaan. Bahkan dapat menjadi 'bom waktu' yang dapat meledak ketika mendapatkan momentum," ujar Bamsoet dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama Perhimpunan Pelajar Indonesia di Malaysia (PPI Malaysia), secara virtual dari Jakarta, Sabtu (7/8/21).
Baca Juga: Dukung Presiden Jokowi Tangani Covid-19, Bamsoet Optimis Heird Immunity Tercapai Tahun Ini
Turut serta antara lain Anggota DPD RI/MPR RI Jimly Ashiddiqqie, Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Mokhammad Farid Ma'ruf, Dosen Fakultas Bahasa dan Komunikasi UPSI Malaysia Makmur Haji Harun, Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Inna Junaenah, dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Pamulang Chessa Ario Jani Purnomo. Hadir pula para peserta Webinar Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, baik dari kalangan mahasiswa Indonesia, diaspora, akademisi dan masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Akhirnya Bisa Tidur Nyenyak! Bamsoet Bongkar Tuntas Sosok Akidi Tio Sebenarnya!
Ketua DPR RI ke-20 ini menjelaskan semakin derasnya arus globalisasi yang menawarkan gaya hidup dan berbagai faham yang tidak selaras dengan jati diri ke-Indonesiaan, muncul kekhawatiran bahwa semangat kebangsaan di kalangan generasi muda akan semakin memudar. Kemudian tergeser oleh sikap hidup hedonis, individualis, egois, dan pragmatis, yang terlanjur dianggap sebagai sebuah modernitas.
"Saya sangat mengharapkan partisipasi pelajar dan mahasiswa di Malaysia agar turut berperan aktif menyampaikan narasi kebangsaan dalam rangka menumbuh-kembangkan semangat nasionalisme, membangun karakter dan wawasan kebangsaan. Saya meyakini narasi kebangsaan tersebut akan membuahkan hasil yang optimal jika dimanifestasikan dalam karya nyata, tidak berkutat pada pusaran wacana dan retorika semata," jelas Bamsoet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: