Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Vaksin yang Juara Usir Varian Delta? Studi Amerika Bilang Moderna, Pfizer Minggir...

Vaksin yang Juara Usir Varian Delta? Studi Amerika Bilang Moderna, Pfizer Minggir... Kredit Foto: Global News
Warta Ekonomi, Washington -

Vaksin virus corona Moderna jauh lebih efektif dalam mengusir virus varian Delta daripada inokulasi Pfizer-BioNTech. Laporan tersebut menurut penelitian yang dilakukan di beberapa negara bagian AS oleh Mayo Clinic.

Studi yang diunggah ke medRxiv sebelum peer review minggu ini menemukan bahwa kedua vaksin sangat efektif dalam mencegah infeksi pada bulan Januari, sebelum pengenalan Delta –berkisar sekitar 90 persen– pada bulan Juli efektivitas kedua suntikan telah turun.

Baca Juga: Pakar Asing Bertanya, Mungkinkah Indonesia Jadi Sumber Munculnya Varian yang Lebih Ganas dari Delta?

Namun, satu masih jauh lebih efektif daripada yang lain —sementara Moderna turun menjadi 76 persen, Pfizer turun menjadi 42%. Penelitian ini dilakukan di antara lebih dari 50.000 pasien.

Saat ini tidak diketahui apakah penurunan efektivitas adalah hasil dari kemampuan Delta untuk mem-bypass vaksin, erosi dalam perlindungan yang ditawarkan dari waktu ke waktu, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut.

Israel, yang telah memvaksinasi populasinya hampir secara eksklusif dengan suntikan Pfizer, saat ini memberikan dosis ketiga kepada orang dewasa di atas 60 tahun dengan harapan meningkatkan perlindungan. Menurut salah satu pakar top Selasa, upaya ini mungkin membuahkan hasil.

Studi Mayo Clinic menemukan bahwa di beberapa negara bagian, mereka yang diinokulasi dengan Pfizer dua kali lebih mungkin mengalami infeksi terobosan meskipun telah divaksinasi, dibandingkan dengan Moderna.

“Di Florida, yang saat ini mengalami lonjakan COVID-19 terbesar hingga saat ini, risiko infeksi pada bulan Juli setelah vaksinasi penuh dengan mRNA-1273 (suntikan Moderna) sekitar 60% lebih rendah daripada setelah vaksinasi penuh dengan BNT162b2 (Pfizer),” kata para peneliti, dikutip laman Associated Press, Kamis (12/8/2021).

Namun, kedua vaksin tampaknya tetap sangat efektif (lebih dari 90%) dalam mencegah penyakit parah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: