Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Lihai Lepas dari 'Cengkeraman' Megawati, Bagaimana Nasib Gibran dan Bobby?

Jokowi Lihai Lepas dari 'Cengkeraman' Megawati, Bagaimana Nasib Gibran dan Bobby? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra

Rocky menilai selain ingin lepas dari kendali Megawati dan PDIP, dia melihat Jokowi juga ingin mengamankan Ganjar supaya bisa dicalonkan dapam Pilpres mendatang.

"Namun, manuver Jokowi ini sejatinya cuma pindah faksi kekuasaan saja, nggak langsung loncat meraup suara oposisi. Nah dalam skema ini, Jokowi Ganjar tetap mesti butuh upaya ekstra memoles diri supaya pantas untuk mewarisi citra Soekarno atau Bung Karno. Sebab, brand Bung Karno ini selama ini kan identik dengan PDIP dan keturunan Megawati," sambung ia.

Baca Juga: Panas, Haikal Hassan 'Tembak' Politikus PDIP: Pak Jokowi Mulai Dilepeh Nih?

"Jokowi sudah hampir 7 tahun pemerintahan, artinya Jokowi itu sudah jadi pemain politik. Sebagai pemain tentu dia tak ingin lagi dalam tekanan PDIP. Makanya, dia cuma pindah faksi saja sebetulnya. Ganjar bisa deal ke Jokowi, tapi tetap nggak bisa menunjukkan brand Soekarnois. Makanya ada cukong baru yang dukung Ganjar," kata Rocky.

Pengamat politik Salim Said juga pernah membocorkan adanya usaha keras Presiden Jokowi mempertahankan Luhut Binsar Pandjaitan di jajaran kabinetnya selama dua periode.

"Tapi satu hal yang tidak bisa dilakukan dan dipaksakan kepada Jokowi adalah Luhut Pandjaitan," kata Salim Said dalam sebuah diskusi online di saluran Youtube Hersubeno bertajuk "Negara ini Dikuasai Kumpulan Oligarki".

"Megawati tidak suka sama dia (Luhut). Itu sebabnya, Jokowi punya akal, tadinya kan mau dijadikan menteri pada kabinet pertama di masa lalu. Karena tidak disetujui Megawati, dibikin akal lahirlah Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia yang sekarang diduduki oleh Moeldoko," lanjut Salim Said, di menit ke-33 diskusi tersebut.

Menurut Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pertahanan ini, Jokowi sangat lihai memainkan strategi dalam mempertahankan Luhut di kursi kabinetnya.

"Itu taktiknya, makanya saya bilang Jokowi itu lihai juga, perlahan-lahan dia pindahkan Luhut menjadi Menko (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman) kemudian Menko lagi ditambah lagi bebannya dengan investasi ( Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia). Artinya, ini orang penting betul sehingga Jokowi tidak mau melepaskan meskipun Ibu Mega tidak senang dengan Luhut," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: