Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pegadaian Beberkan 5 Tantangan Besar Selama Pandemi Covid-19

Pegadaian Beberkan 5 Tantangan Besar Selama Pandemi Covid-19 Kredit Foto: Pegadaian
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 yang yang terjadi sejak tahun 202O, selain menimbulkan persoalan baru, juga memberikan peluang baru yang terjadi secara bersamaan. Hal tersebut turut juga dirasakan Pegadaian.

"Pandemi dapat memunculkan peluang sekaligus tantangan baru bagi Pedagaian," ujar Direktur Teknologi Informasi dan Digital, Teguh Wahyono, dalam webinar yang diselenggarakan Warta Ekonomi dengan tema Sinergi Industri Jasa Keuangan dan Teknologi untuk Mendorong Digitalisasi UMKM dalam Rangka Ekonomi Digital, Jumat (13/8/2021).

Baca Juga: Dua Tahun Masa Pandemi Covid-19, Nasabah Pegadaian Bertambah 3 Juta Orang

Teguh mengungkapkan, saat ini setidaknya terdapat 5 tantangan yang dihadapi oleh Pegadaian. Pertama, program pemerintah Kredit Usaha Rakyat dengan tawaran bunga sebesar 6 persen, plafon sampai Rp50 juta, bebas agunan, dan memiliki usaha.

Adapun anggaran yang terealisasi terus mengalami peningkatan. Tahun 2016 dana KUR yang terealisasi sebesar Rp9 triliun, sedangkan data terbaru pada 2020, dana terealisasi sebesar Rp188,1 triliun. Di tahun 2021, dana KUR mencapai target Rp254 triliun dengan target harian mencapai Rp843 juta. Dana KUR tersebut disalurkan oleh 40 bank dan 4 koperasi dan multifinance.

Kedua, program Super Mikro dengann tawaran bunga 0,2 persen, plafon Rp10 juta, tanpa agunan, dan diperuntukkan bagi karyawan PHK dan ibu rumah tangga produktif. Super Mikro juga menargetkan sebesar Rp12,5 triliun untuk tiga juta nasabah, sedangkan realisasi per September 2020 mencapai Rp6 triliun dengan 700 ribu nasabah.

"Program ini diperpanjang dan kini melibatkan 8 bank, swasta dan BPD sudah mengantre untuk menjadi penyalur,”"ujarnya.

Ketiga, aksi korporasi Bank Syariah yang bergabung dengan kepemilikan saham Bank Mandiri 51,2 persen, Bank BNI 25 persen, Bank BRI 17,4 persen, DPLK BRI-Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.

Bank Syariah memiliki aset sebesar Rp240 triliun dengan total DPK sebesar Rp210 triliun. Adapun secara pembiayaan sebesar Rp157 triliun dengan jumlah total kantor cabang mencapai 1.200 kantor yang memiliki fokus ekspansi ke UMKM, ritel, dan korporasi.

Keempat, industri pergadaian dengan kompetitor seperti Gadai Mas, Gadai Top, dan Pusat Gadai Indonesia yang secara keseluruhan totalnya hampir mencapai 90 pegadaian dengan total aset rata-rata Rp1 triliun.

"Kelima, keberadaan fintech dengan total konsumen sudah mencapai 29 juta," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: