Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menelusuri Sejarah Taliban: Perang Soviet-Amerika dan Pergerakan Santri Islam Puritan

Menelusuri Sejarah Taliban: Perang Soviet-Amerika dan Pergerakan Santri Islam Puritan Kredit Foto: AP Photo/Zabi Karimi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Orang-orang di seluruh dunia kini mencoba memahami situasi di Afghanistan dan bagaimana Taliban mendapatkan kembali kekuasaannya. Setelah pada Minggu (15/8/2021) kemarin, kelompok Islam garis keras itu mengambil ibu kota Afghanistan, Kabul. 

Taliban atau "mahasiswa" dalam bahasa Pashto, menurut Kamus Merriam-Webster adalah milisi Islam fundamentalis di Afghanistan. Kelompok ini muncul pada 1990-an di Pakistan utara, namun kemunculannya dilatar belakangi sejumlah peristiwa militer dalam sejarah. Kisah kelompok ini dimulai dua dekade sebelumnya selama panasnya Perang Dingin (Cold War).

Baca Juga: Mengenal Lebih dalam Taliban, dari 'Mahasiswa', 9/11, hingga Tujuan Jihad di Afghanistan

Robert Crews, seorang profesor sejarah di Universitas Stanford dan sarjana terkemuka di Afghanistan, mengatakan konteks sejarah tentang bagaimana Taliban pertama kali terbentuk pada 1990-an itu. Perang pecah, berakhir dan kini muncul kembali.

“Kita mungkin memulai cerita kita pada bulan April 1978 ketika sekelompok revolusioner kiri merebut kekuasaan dengan kekuatan senjata di Kabul dan kemudian mulai memulai sebuah proyek revolusioner untuk memperkenalkan sosialisme ke Afghanistan. Dan sejak awal, baik Moskow maupun Washington mulai berinvestasi di masa depan negara itu, mencoba mendukung kelompok-kelompok tertentu untuk membentuk masa depan,” kata Crews, dikutip laman wbur.org, Rabu (18/8/2021).

800px-RIAN_archive_24609_Troop_withdrawal_from_Afghanistan.jpg

Setelah Uni Soviet melakukan intervensi dan menduduki Afghanistan pada 1979, para pejuang mujahidin Islam terlibat dalam perang dengan pasukan Soviet tersebut. Presiden Pakistan Muhammad Zia-ul-Haq takut bahwa Soviet berencana untuk juga menyerang Balochistan, Pakistan. Dia kemudian mengirim Akhtar Abdur Rahman, seorang jenderal bintang empat militer Pakistan yang menjabat sebagai Ketua Komite Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Pakistan dari 1987–1988 dan sebagai Direktur Jenderal Intelijen Antar-Layanan (ISI) dari 1979–1987, ke Arab Saudi untuk menggalang dukungan bagi perlawanan Afghanistan terhadap pasukan pendudukan Soviet.

Beberapa saat kemudian, Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) dan Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi (GID) menyalurkan dana dan peralatan melalui ISI Pakistan kepada mujahidin Afghanistan.

Mohammed Omar in 1978.jpg

Mullah Omar

Sekitar 90.000 orang Afghanistan, termasuk Mohammed "Mullah" Omar alias Mullah Omar, dilatih oleh ISI Pakistan selama tahun 1980-an. Hampir semua pemimpin asli Taliban sebelumnya bertempur dalam Perang Soviet-Afghanistan baik untuk faksi Hezb-i Islami Khalis atau Harakat-i Inqilab-e Islami dari Mujahidin.

Bulan April 1992, setelah jatuhnya rezim Mohammad Najibullah yang didukung Soviet, banyak partai politik Afghanistan menyetujui perjanjian perdamaian dan pembagian kekuasaan, Kesepakatan Peshwar (Peshawar Accord), yang menciptakan Negara Islam Afghanistan dan menunjuk pemerintah sementara untuk transisi.

Mohammad Najibullah umumnya dikenal sebagai Najibullah atau Dr. Najib, adalah seorang politikus Afghanistan yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rakyat Afghanistan.

Namun, Partai Hezb-e Islami pimpinan Gulbuddin Hekmatyar menolak untuk mengakui pemerintah sementara, dan pada bulan April menyusup ke Kabul untuk mengambil alih kekuasaan, sehingga memulai perang saudara ini. Pada bulan Mei, Hekmatyar memulai serangan terhadap pasukan pemerintah dan Kabul. Hekmatyar menerima dukungan operasional, keuangan dan militer dari ISI Pakistan. Dengan bantuan itu, pasukan Hekmatyar mampu menghancurkan setengah dari Kabul. Iran membantu pasukan Hizbut Tahrir Abdul Ali Mazari. Arab Saudi mendukung faksi Ittihad-i Islami.

Konflik antara milisi ini juga meningkat menjadi perang.

Karena inisiasi perang saudara yang tiba-tiba, departemen pemerintah yang bekerja, unit polisi atau sistem keadilan dan akuntabilitas untuk Negara Islam Afghanistan yang baru dibentuk tidak punya waktu untuk terbentuk.

Pedesaan di Afghanistan utara, yang sebagian berada di bawah kendali Menteri Pertahanan Massoud, tetap tenang dan beberapa rekonstruksi berlangsung. Kota Herat di bawah kekuasaan sekutu ISIS Ismail Khan juga relatif tenang.

Sementara itu, Afghanistan selatan tidak berada di bawah kendali milisi yang didukung asing maupun pemerintah di Kabul, tetapi diperintah oleh para pemimpin lokal seperti Gul Agha Sherzai dan milisi mereka. Taliban pertama kali muncul di tempat kejadian pada Agustus 1994, mengumumkan untuk membebaskan Afghanistan dari kepemimpinan korup para panglima perangnya saat ini, dan membangun masyarakat Islam yang murni.

US%2520Government%25203_2.jpg

Gejolak politik dan militer di wilayah Afghanistan memunculkan Taliban dari daerah Pashtun di Afghanistan timur dan selatan yang dididik di sekolah sekolah Islam tradisional di Pakistan. Ada juga mahasiswa Tajik dan Uzbekistan, yang membedakan mereka dari kelompok mujahidin yang lebih etnis-sentris "yang memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan kesuksesan Taliban yang cepat."

Mengutip laporan Center for International Security and Cooperation (CISAC), Mullah Omar pada September 1994 di kota kelahirannya Kandahar dengan 50 siswa mendirikan kelompok tersebut. Omar sejak tahun 1992 belajar di madrasah Sang-i-Hisar di Maiwand (Provinsi Kandahar utara). Dia tidak senang karena hukum Islam tidak diterapkan di Afghanistan setelah kekuasaan komunis digulingkan, dan sekarang dengan kelompoknya berjanji untuk membersihkan Afghanistan dari panglima perang dan penjahat.

Dalam upaya untuk membantu pemberontakan anti-Soviet, pemerintah AS diam-diam menyediakan buku sekolah yang mempromosikan ajaran Islam militan dan menyertakan gambar senjata dan tentara dalam upaya untuk menanamkan kebencian pada penjajah asing pada anak-anak.

Crews menjelaskan situasi Perang Dingin AS dan Soviet yang kian meruncing. Taliban, kata dia, terus dipertajam dengan cara dibantu secara ekonomi dan pendidikan.

“Ini benar-benar dimulai pada musim panas 1979 ketika Amerika Serikat mulai mengirim bantuan kepada kelompok-kelompok yang muncul ini yang mengklaim bahwa mereka berperang atas nama Islam. Mereka terlibat dalam apa yang mereka sebut jihad. Jadi mereka menyebut diri mereka mujahidin. Kekuatan mereka kemudian menyebabkan Moskow panik sebagian. Dan kemudian kita melihat invasi Soviet pada bulan Desember 1979, dan mereka berhasil menghentikan Tentara Merah dengan dukungan penting dari Amerika Serikat dan terutama operasi rahasia CIA," terang Crew.

Crew melanjutkan, "Tentara Merah (Soviet) merasa bingung dengan taktik gerilya mujahidin. Tetapi ketika Soviet mundur pada tahun 1989, berbagai partai mujahidin bekerja sama, tetapi mereka tidak pernah membentuk satu kesatuan yang kohesif. Jadi mereka mempertahankan persaingan internal. Mereka melakukan banyak pertempuran melawan satu sama lain. Jadi saat Soviet mulai mundur, ada panggung untuk pertarungan potensial di antara mujahidin. Tetapi mereka berhasil memisahkan koalisi sementara. Sebagai koalisi, (mujahidin) merebut kekuasaan pada tahun 1992 di Kabul dan mendeklarasikan sebuah negara Islam.”

Taliban menggunakan buku teks Amerika tetapi mencoret wajah manusia sesuai dengan interpretasi fundamentalis yang ketat. Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat memberikan jutaan dolar kepada Universitas Nebraska di Omaha pada 1980-an untuk mengembangkan dan menerbitkan buku teks dalam bahasa lokal.

AP21227602421186-1000x667.jpg

Taliban awal dimotivasi oleh penderitaan di antara orang-orang Afghanistan, yang mereka yakini akibat perebutan kekuasaan antara kelompok-kelompok Afghanistan yang tidak mengikuti kode moral Islam. Di sekolah-sekolah agama mereka telah diajari keyakinan akan hukum Islam yang ketat.

Sementara itu, tentang apa yang menyebabkan Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan pada 1996, sejarawan Universitas Stanford itu menjelaskan, “Di dalam negeri, koalisi, partai-partai mujahidin terbukti tidak dapat dipertahankan. Mereka memiliki persaingan pribadi yang mendalam di antara mereka sendiri. Mereka menghancurkan sebagian besar Kabul dalam proses perang saudara. Penduduk lokal di mana-mana menderita di bawah pemerintahan yang rakus dari berbagai jenis komandan militer."

"Jadi di lingkungan ini, sekelompok mujahidin muda di selatan di Kandahar muncul sekitar tahun 1994 mengklaim bahwa mereka dalam mode Robin Hood akan memulihkan keadilan. Mereka akan berjuang di pihak yang tertindas. Dan mereka memiliki visi yang diambil dari jihad, semacam moralitas Islam. Dan mereka mulai menyebut diri mereka sendiri, mereka mengadopsi gelar kesopanan pada diri mereka sendiri, pada dasarnya mahasiswa atau pelajar Islam, Taliban," tambahnya.

Pada bulan September 1995 mereka merebut provinsi Herat, berbatasan dengan Iran, dan tepat satu tahun kemudian mereka merebut ibukota Afghanistan, Kabul, menggulingkan rezim Presiden Burhanuddin Rabbani - salah satu bapak pendiri mujahidin Afghanistan yang menentang pendudukan Soviet.

Dalam waktu dua tahun, Taliban telah memperoleh kendali tunggal atas sebagian besar negara, memproklamirkan sebuah emirat Islam (Islamic Emirate of Afghanistan) pada tahun 1996 dengan interpretasi yang keras dari hukum Islam. Kelompok mujahidin lainnya mundur ke utara negara itu.

Tujuan militer Taliban selama periode 1995 hingga 2001 adalah mengembalikan perintah Abdur Rahman (Sang Emir Besi) dengan mendirikan kembali negara dengan dominasi Pashtun di wilayah utara. Taliban berusaha untuk mendirikan pemerintahan Islam melalui hukum dan ketertiban di samping interpretasi yang ketat dari hukum Syariah, sesuai dengan mazhab Hanafi yurisprudensi Islam dan dekrit agama Mullah Omar, di seluruh tanah Afghanistan. Pada tahun 1998, Emirat Taliban menguasai 90 persen Afghanistan.

North_face_south_tower_after_plane_strike_9-11.jpg

Dikutip laman Reuters, Senin (18/8/2021), setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat oleh al Qaeda, pasukan yang didukung AS di utara menyapu Kabul pada November di bawah perlindungan serangan udara AS yang berat.

Taliban melebur ke daerah-daerah terpencil, di mana ia memulai pemberontakan selama 20 tahun melawan pemerintah Afghanistan dan sekutu Baratnya.

Pendiri dan pemimpin asli Taliban adalah Mullah Omar, yang bersembunyi setelah Taliban digulingkan. Begitu rahasia keberadaannya sehingga kematiannya, pada tahun 2013, baru dikonfirmasi dua tahun kemudian oleh putranya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: