Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah Rumah Sakit Membisniskan Covid-19?

Benarkah Rumah Sakit Membisniskan Covid-19? Petugas kesehatan melakukan vaskinasi covid-19 tahap I di Rumah Sakit Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Presiden Direktur SILO Darjoto Setyawan bilang, SILO memiliki peran yang signifikan dalam penanganan Covid-19. Sepanjang 2021, anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) ini telah menggelar sebanyak 500 ribu dan 2,6 juta tes serologi dan vaksinasi Covid-19 terhadap 160 ribu orang. Perseoran juga telah mengalokasikan sebanyak 661 tempat tidur untuk penanganan Covid-19 dan penanganan terhadap 24 ribu pasien Covid-19.

"Siloam memiliki infrastruktur yang kuat di seluruh wilayah sebagai bagian dari penanganan Covid-19. Kami akan siap bersama-sama pemerintah, komunitas bisnis, segenap karyawan, dan seluruh rakyat Indonesia untuk melawan pandemi ini," beber Darjoto melalui keterangan tertulisnya (29/7/2021).

Baca Juga: Susah Payah Pangkas Rugi, Lippo Karawaci Masih Tekor pada Semester I-2021

Asal tahu saja, Siloam memiliki satu kapasitas pengujian Covid-19 swasta terbesar di Indonesia dengan jaringan Lab Pengujian PCR di 15 rumah sakit. Sejak pandemi menerjad Indonesia hingga kuartal I-2021, Siloam telah melakukan 2,2 juta tes antibodi, serologi, dan antigen serta lebih dari 340 ribu tes PCR dan Isothermal.

Siloam juga memiliki sejumlah rumah sakit khusus Covid-19, yakni Siloam Hospitals Mampang Jakarta Selatan, Siloam Hospitals Kelapa Dua Tangerang, Siloam Hospital Paal Dua di Manado, dan Siloam Hospitals Ambon di Maluku.

Sementara itu, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) juga menorehkan kinerja positif. Laba bersih RS milik salah satu orang terkaya di Indonesia Boenjamin Setiawan ini tercatat melonjak hingga 113,29% dari Rp288,74 miliar pada semester I-2020 menjadi Rp615,88 miliar pada semester I-2021.

Merujuk ke laporan keuangan perusahaan, pendapatan yang dikantongi RS Mitra Keluarga tumbuh 65,97% dari Rp1,44 triliun per Juni 2020 menjadi Rp2,39 triliun per Juni 2021. Pendapatan rawat inap membukukan kenaikan dari awalnya Rp934,29 miliar menjadi Rp1,59 triliun. Sementara itu, pendapatan rawat jalan meningkat dari Rp507,07 miliar menjadi Rp799,83 miliar.

Kenaikan pendapatan ditambah dengan efisiensi beban operasi menjadi faktor yang mendongkrak keuntungan RS Mitra Keluarga. Beban operasi lainnya menyusut dari Rp2,94 miliar pada Juni 2020 lalu menjadi Rp609,95 juta pada Juni 2021.

Pada periode yang sama, RS Mitra Keluarga mengantongi pendapatan operasi lainnya sebesar Rp27,78 miliar. Nilai tersebut lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai Rp34,51 miliar. Pendapatan keuangan juga mengalami sedikit koreksi, yakni awalnya Rp35,77 miliar per Juni 2020 menjadi Rp34,28 miliar per Juni 2021.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia, Anggaraksa Arismunandar, menyatakan bahwa kenaikan jumlah pasien rawat inap di RS Mitra Keluarga didukung oleh penanganan Covid-19. Level okupansi untuk pasien Covid-19 jadi lebih mendominasi, menembus 79%, dibandingkan okupansi pasien non-Covid-19 sebesar 61%.

"Peningkatan kapasitas dan volume pasien untuk kasus Covid-19 terus mendukung kinerja MIKA sejak terpuruk di 2Q-2020," tulis Anggaraksa dalam risetnya yang terbit 7 Mei 2021.

Menurutnya, penanganan Covid-19 masih akan memberi kontribusi besar pada pertumbuhan MIKA di semester I tahun ini. Di semester II nanti, bisnis MIKA juga bakal terdorong dengan adanya penambahan kapasitas usai pembangunan rumah sakit baru.

"Dengan pandemi diharapkan lebih terkendali, pembukaan rumah sakit baru baik melalui konstruksi yang dikembangkan sendiri maupun akuisisi, diharapkan dapat menopang pertumbungan kinerja yang sehat," tukasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: