Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah Rumah Sakit Membisniskan Covid-19?

Benarkah Rumah Sakit Membisniskan Covid-19? Petugas kesehatan melakukan vaskinasi covid-19 tahap I di Rumah Sakit Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Kamis (14/1/2021). | Kredit Foto: Sufri Yuliardi

Mengamini riset Anggaraksa, laporan Mirae Asset Sekuritas Indonesia, 7 Juli 2021, menyebutkan bahwa rumah sakit memang masih akan mendapat keuntungan dari penanganan Covid-19 pada 2021.

"Tanpa adanya regulasi penanganan Covid-19 yang tidak menguntungkan oleh pemerintah, pendapatan rawat inap pasien per hari di rumah sakit akan terus lebih tinggi dari biasanya pada 2021," tulis Joshua Michael, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, dalam laporan tersebut.

RS Bisniskan Covid-19?

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi), Lia G Partakusuma, mengatakan keuntungan yang diperoleh sebagian RS bergantung pada strategi manajemen masing-masing. Hal ini diutarakannya sebagai respons atas tudingan masyarakat yang menyebut RS membisniskan Covid-19.

"Pandemi itu bisa dua mata uang, satu adalah sebuah cobaan karena itu (RS) semuanya harus mengeluarkan modal yang besar dan tenaganya berkurang, tapi bagi rumah sakit yang bisa memanfaatkan situasi, memang betul itu adalah challenge. Nah ini tergantung dari manajemen rumah sakitnya, kalau rumah sakitnya lincah dan bisa memiliki strategi, bisa saja (memperoleh untung)," kata Lia kepada Warta Ekonomi, Senin (16/8/2021).

Baca Juga: Bisnis Rumah Sakit Milik Boenjamin Setiawan Kinclong, Laba RS Mitra Keluarga Melonjak Signifikan!

Menanggapi laba Siloam Hospitals yang melonjak drastis, menurut Lia, hal tersebut disebabkan strategi manajemen SILO yang menyediakan layanan home care bagi para pasien di kala pandemi. Sementara permintaan layanan home care terbilang cukup tinggi, bahkan, kata Lia, permintaan home care SILO mencapai ribuan.

"Jadi, kalau pertanyaannya apakah ada rumah sakit yang berlebih, ya bisa ada. Karena mereka yang mengatur (manajemen) sendiri. Tapi, kalau ditanya ada enggak rumah sakit yang sampai harus tutup dan merugi? Ada. Ini sama saja kayak perusahaan di luar. Ada enggak perusahaan yang untung karena pandemi? Ada, karena mereka memanfaatkan (situasi)," papar Lia.

Lia menjelaskan, ada beragam faktor yang membuat rumah sakit besar memiliki kinerja yang lebih bagus. Misalnya, kemampuan teknologi yang mendukung serta sistem kerja yang tersusun rapi. Dengan demikian, rumah sakit semacam itu dapat mengurus tagihan dengan baik dan tepat waktu.

Di sisi lain, rumah sakit kecil, terutama yang di daerah, bisa jadi mengalami kondisi sebaliknya. Lia mengungkapkan, "coba lihat rumah sakit di daerah, mungkin saja mereka bisa jadi mengurangi orang (pegawai)."

Perwakilan Persi ini meminta masyarakat untuk tidak menilai kinerja RS hanya dari satu atau dua RS saja. Pasalnya, tak semua RS memiliki kapasitas yang sama dengan RS besar yang mengalami kenaikan untung.

"Artinya, jangan melihat satu-dua saja. Kita lihat secara holistik. Jangan juga apriori, rumah sakit ini untung. Kita lihat juga, apakah semua yang dikeluarkan rumah sakit itu terbayar dengan klaim dari Kemenkes? Kan enggak tahu juga kita. Kalau bisa jangan dilihat satu-dua kasus saja, secara keseluruhan seperti apa, itu yang lebih baik," tutupnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: