Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meminta harga tes PCR turun menjadi Rp400 ribu hingga Rp500 ribu. Selain itu, Presiden juga meminta hasil PCR bisa diketahui lebih cepat, yaitu 1x24 jam.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyambut baik. Namun, ia berharap pemerintah pusat menghitung ulang berapa sebenarnya biaya yang mesti dikeluarkan untuk setiap melakukan tes. Artinya, komponen di dalamnya, berapa harga reagen, VTM, dan berapa untuk tenaga dan prosesnya.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Masa Lalu Jangan Jadi Beban
"Jangan-jangan, ada harga yang jauh lebih baik dan bagus sehingga bisa lebih murah," kata Ganjar, Kamis (19/8/2021).
Menurut Ganjar, pihaknya sudah bertanya kira-kira berapa harga pengetesan untuk satu orang. Untuk beli reagen misalnya, satu orang membutuhkan biaya sekitar Rp200 ribu.
"Ditambah VTM dan lain-lain, ya sekitar itu lah, sekitar Rp350 ribu. Maka sebenarnya, hitung-hitungan kami, kalau ada orang dagang itu sudah bagus, tapi jangan banyak cari untungnya maka apa yang menjadi ketetapan Presiden itu sudah sangat bagus," ujarnya.
Ia menambahkan, penurunan harga PCR sangat ditunggu. Sebab, selama ini masyarakat cukup terbebani dengan biaya tes PCR yang mahal. "PCR itu kan jadi syarat orang bepergian, kalau terlalu mahal jadi sulit semuanya," ujarnya.
Apakah dengan turunnya harga PCR akan meningkatkan testing dan tracing dari pemerintah, menurutnya tidak. Sebab, testing dan tracing itu tanggung jawab pemerintah sehingga tidak perlu lagi bicara harga.
"Testing kan tidak harus dengan PCR. Bisa juga menggunakan antigen. Dengan tes antigen kalau dia reaktif bisa diteruskan ke sana, kalau negatif itu sebenarnya cukup. Ini bisa juga dipakai sebagai alat untuk memperbanyak testing lagi," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum