Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BRI Dukung Pengembangan Ekosistem Padi untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional

BRI Dukung Pengembangan Ekosistem Padi untuk Perkuat Ketahanan Pangan Nasional Kredit Foto: BRI

Di sisi lain, Sutarto Alimoeso Ketua Umum Perpadi mewakili pengusaha di bisnis Padi, menegaskan bahwa padi memiliki korelasi langsung kepada inflasi sehingga pemerintah memiliki kepentingan untuk menjaga kestabilan pasokan padi dan harga beras. Permasalahan saat ini adalah masa panen puncak terjadi di musim hujan, sedangkan kapasitas mesin pengering di RMU masih terbatas (94% atau 171.495 dari 182.199 RMU berupa skala kecil yang tidak memiliki sistem pengeringan yang baik).

"Sebenarnya, jumlah RMU sudah over capacity. Namun, RMU yang ada memiliki keterbatasan teknologi sehingga tidak dapat menghasilkan beras dengan kualitas premium. Hal ini menyebabkan potensi susut pascapanen masih relatif tinggi (di kisaran 3,25-2,8 persen). Diperlukan upaya revitalisasi RMU agar pengolahan beras menjadi efektif dan mampu menghasilkan beras kualitas premium," ujarnya.

Baca Juga: Di tengah Pandemi, BRI Mencatatkan 5,7 Miliar Transaksi e-Channel selama Triwulan II-2021

Menanggapi hal tersebut, Amam Sukriyanto menyampaikan bahwa BRI selalu berkomitmen pada sektor UMKM, termasuk pertanian dan rantai pasoknya. Hingga Triwulan II 2021, BRI telah menyalurkan kredit kepada sektor pertanian sebesar Rp117,54 triliun atau sebesar 28,03 persen dari penyaluran bank secara nasional untuk sektor pertanian. Jumlah tersebut tumbuh 12,8 persen secara year in year.

Bahkan, khusus pembiayaan ekosistem beras dan RMU, sampai dengan Juni 2021, BRI telah menjangkau 40.798 nasabah yang penyaluran kreditnya mencapai Rp4,1 triliun, terdiri dari fasilitas KUR untuk Petani, KUR dan Kupedes kepada koperasi dan kios sarana produksi pertanian (saprodi);  maupun Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) untuk pengusaha penggilingan padi dan distributor beras. Amam menekankan pentingnya efisiensi dalam ekosistem bisnis padi.

"Ekosistem Klaster Padi ini akan efisien apabila masing-masing pihak dalam mata rantai bisnis ini bisa mendapatkan supply yang sesuai dengan kebutuhannya, secara tepat waktu dan tepat jumlah. Apabila ada salah satu yang terhambat, akan mengganggu pelaku usaha lainnya dalam ekosistem ini," pungkasnya.

Hasil diskusi seminar tersebut mengungkap bahwa implementasi manajemen keuangan yang baik merupakan hal yang penting dalam pengembangan ekosistem Klaster Bisnis Padi. Namun, faktor permodalan bukan satu-satunya penentu keberhasilan, diperlukan juga inovasi sosial, ekonomi, dan teknologi. Sinergi antara seluruh stakeholders dalam ekosistem bisnis padi sangat dibutuhkan untuk merevitalisasi bisnis padi dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: