Pernyataan Jusuf Kalla soal kelompok Taliban diprediksi akan dikapitalisasi oleh para pembenci Anies Baswedan guna menjegal maju di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan sosok JK memang selama ini dikenal sebagai tokoh yang selalu tampil sebagai penengah dalam urusan konflik.
Akan tetapi, momentum itu dikhawatirkan akan jadi amunisi untuk menghantam Anies, karena publik sudah mengenal bahwa Gubernur DKI iu adalah "orangnya JK".
"Dan dukungan itu rasanya terus berlanjut hingga kini, contohnya dalam penanganan pandemi Covid-19 di awal-awal tahun 2020, JK-lah salah kalangan elite yang mendukung Pemprov DKI menerapkan lockdown meski akhirnya pemerintah pusat tidak setuju dan akhirnya lebih memilih PSBB untuk mempersempit penularan Covid-19," kata Satyo.
Anies dan JK juga kata Satyo, dikenal dekat karena sama-sama alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Analisa Satyo, meski tidak relevan rekam jejak JK sebagai jururunding Taliban-Afghanistan akan menjadi amunisi para lawan politik Anies Baswedan.
"Jika ada kejadian ikutan pasca Taliban mengambil alih kekuasaan di Afganistan akan menjadi kampanye negatif yang efektif untuk mendegradasi moncernya elektabilitas Anies Baswedan," kata Satyo.
Sehingga menurut Satyo, Anies mesti mengkalkulasi dengan matang faktor JK. Apalagi, selain isu Taliban, JK juga dikenal sebagai politisi oportunis yang pandai melakukan manuver.
"Bagaimana pun JK sepertinya tengah membangun 'investasi' dan jaminan politik di masa depan bagi dinasti politiknya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: