Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sikap Negara-Negara Asia Tengah Terhadap Taliban Berubah karena Hal Ini

Sikap Negara-Negara Asia Tengah Terhadap Taliban Berubah karena Hal Ini Taliban diyakini menguasai lebih dari 2.000 kendaraan lapis baja. | Kredit Foto: AP Photo/Rahmat Gul
Warta Ekonomi, Washington -

Pengamat menilai mungkin kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di kawasan cukup menggoda bagi negara-negara Asia Tengah walaupun akan ada halangan dari Rusia dan China. Tapi tetangga-tetangga Afghanistan juga harus mempersiapkan diri menghadapi realita yang baru di kawasan.

Banyak pemerintah negara-negara Asia Tengah yang menerapkan kebijakan untuk sekularisasi pemerintah mereka karena khawatir dengan radikalisasi yang disebabkan Taliban. Tapi dalam beberapa tahun terakhir sikap mereka ke kelompok itu cenderung melemah.

Baca Juga: Mengintip Kekuatan Militer Taliban: Bertekuknya Afghanistan dan Kaburnya Amerika

"Selama bertahun-tahun pemimpin-pemimpin Asia Tengah sangat anti-Taliban karena mereka takut pada Islam radikal," kata peneliti Foreign Policy Research Institute yang berada di Bishkek, Kyrgyzstan, Niva Yau pada Al Jazeera, Selasa (24/8/2021).

"Kami dapat membuat generalisasi, kecuali Tajikistan, negara-negara Asia Tengah mengubah sikapnya pada Taliban," tambahnya.

Turkmenistan yang sudah lama tidak keberatan dengan kehadiran Taliban di kawasan mulai memperkuat hubungan dengan kelompok tersebut. Mereka bersiap saat pasukan AS mulai mundur dari Afghanistan.

Uzbekistan melakukan perubahan sikap yang mengejutkan, mereka meningkatkan hubungan dengan Taliban. Menjadi tuan rumah bagi kelompok tersebut dan selama beberapa tahun terakhir menawarkan diri sebagai tuan rumah perundingan damai.

"Mereka benar-benar melibatkan diri dengan Taliban, dan saya pikir kami dapat katakan, dengan cukup bijaksana melindungi taruhan mereka, mereka dapat memiliki hubungan baik dengan siapa pun yang berkuasa di Kabul," kata pakar Asia Tengah di University of Pittsburgh, Jennifer Brick Murtazashvili.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: