Sikap Negara-Negara Asia Tengah Terhadap Taliban Berubah karena Hal Ini
Sementara itu, Tajikistan tetap mengambil sikap yang keras terhadap Taliban. Mereka masih mendukung Aliansi Utara, serangkaian kelompok anti-Taliban yang menjadi instrumen AS menggulingkan kelompok tersebut pada tahun 2001. Etnis Tajik masyarakat minoritas terbesar kedua di Afghanistan.
Perubahan sikapnya itu terjadi ketika Moskow dan China mengungkapkan sikap yang lebih terbuka untuk bekerja sama dengan Taliban dibandingan negara-negara Barat. Murtazashvili mengatakan tampaknya negara-negara Asia Tengah mengejar apa yang ia sebut 'menciptakan stabilitas dengan segala cara.'
"Rusia pikir mungkin Taliban dapat menyediakan stabilitas, dan lalu Taliban dapat mengejar kelompok-kelompok seperti ISIS, itu apa yang benar-benar diperhatikan Rusia," katanya.
Mantan Duta Besar AS untuk Kazakhstan, Willam Courtney mengatakan di saat yang sama dalam batas tertentu Taliban 'bermain baik' dengan negara-negara tetangga Afghanistan. Sehingga, membuat pemerintah negara-negara Asia Tengah enggan memanaskan hubungan.
"Kecuali Taliban mengembangkan hubungan antagonistik terhadap negara-negara seperti Kyrgyzstan dan Uzbekistan, negara-negara itu yang paling mungkin menampung kapasitas (militer) AS untuk menggelar kontra terorisme," kata Courtney yang kini peneliti senior di lembaga think tank RAND Corporation.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: