Indonesia harus bisa mengoptimalkan pemulihan ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Hal ini mengingat Indonesia berpotensi menjadi tujuan investasi utama bagi investor asing.
Tujuan investasi utama bagi para investor asing ini akan terealisasi selama dapat mempertahankan fokus pada reformasi yang ramah pertumbuhan dan terus melakukan transformasi dalam mengatasi hambatan-hambatan pada sektor perdagangan dan kewirausaahan.
Baca Juga: Kebijakan Baru Membuat Investasi Apartemen di Melbourne Saat ini Semakin Hemat
Di seluruh dunia, pola pemulihan berbentuk kurva v telah muncul di negara-negara yang telah mengendalikan virus. Di Indonesia, konsumsi domestik yang kuat dan permintaan global yang kembali meningkat, akan memperkuat stimulus jangka pendek.
Presiden Direktur PT Bank HSBC Indonesia, Francois De Maricourt mengatakan dalam jangka panjang, Indonesia akan meraih manfaat dari rancangan ekonomi baru yang diciptakan oleh reformasi di bidang-bidang seperti peraturan investasi dan iklim usaha.
Indonesia kata Francois berhasil memposisikan diri dengan baik untuk bangkit dari Covid-19 dan memulai kembali pertumbuhan ekonomi yang pesat.
“Tetapi, ada tiga hal penting yang harus ditangani untuk memaksimalkan momentum pemulihan ini, yaitu investasi yang berkelanjutan, transformasi dalam penyederhanaan regulasi, dan konektivitas digital,” tuturnya di Jakarta, kemarin.
Menurut dia beberapa langkah yang dapat dilakukan Indonesia di masing-masing bidang tersebut diantaranya para pemangku kebijakan dan bisnis harus fokus pada memastikan bahwa kombinasi ekonomi yang berkelanjutan dan hasil investasi Indonesia menjadikan Indonesia tujuan yang menarik bagi permodalan global.
Diperkirakan hampir separuh dana yang dikelola dunia sekitar US$43 triliun disalurkan untuk output/hasil yang berkelanjutan.
“Dorongan kemungkinan akan meningkat setelah laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang diluncurkan bulan ini, yang mengungkapkan bahwa tujuan Paris Agreement tidak akan tercapai tanpa pengurangan emisi secara siginifikan dan cepat,’tambahnya.
Francois juga berharap agar pemerintah terus fokus pada langkah-langkah untuk mengurangi hambatan non tarif, seperti perjanjian perdagangan bebas yang baru ditandatangani Indonesia. Hal ini kata dia akan memberikan manfaat dan menjadi panutan bagi kawasan ASEAN.
“Studi IMF 2019 memperkirakan bahwa jika Asia dapat mengatasi hambatan perdagangan dan investasi asing, hal itu akan mendorong pertumbuhan regional sebesar 15%,”pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: