Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kematian Tentara Amerika Adalah Skenario Mimpi Buruk bagi Biden, Sampai Ada yang Memohon...

Kematian Tentara Amerika Adalah Skenario Mimpi Buruk bagi Biden, Sampai Ada yang Memohon... Kredit Foto: AP Photo/Hamed Sarfarazi
Warta Ekonomi, Washington -

Beberapa kritikus menyalahkan evakuasi yang tergesa-gesa Presiden Joe Biden atas kematian di antara sekitar 5.200 orang Amerika yang memberikan keamanan di bandara Kabul untuk menutup keterlibatan AS di Afghanistan setelah konflik 20 tahun.

Para pejabat AS mengatakan pada Kamis (26/8/2021) bahwa sekitar 1.000 orang Amerika tetap berada di Afghanistan.

Baca Juga: Bersumpah Buru Dalang Bom Bandara Kabul, Biden: Kami Marah, Kami Patah Hati

"Ini adalah mimpi buruk yang kami takuti - dan itulah sebabnya selama berminggu-minggu, para pemimpin militer, intelijen, dan kongres dari kedua belah pihak telah memohon kepada presiden untuk melawan Taliban dan mendorong keluar batas bandara," kata Senator AS dari Partai Republik Ben Sasse, dikutip laman Reuters, Jumat (27/8/2021).

“Saat kami menunggu rincian lebih lanjut, satu hal yang jelas: Kami tidak dapat mempercayai Taliban dengan keamanan Amerika,” tambah Demokrat Bob Menendez, ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat, dalam kritik implisit terhadap strategi Biden.

Biden, yang menjabat pada Januari, mendorong target penarikan Mei yang ditetapkan oleh mantan Presiden Donald Trump menjadi 31 Agustus.

Namun, di bawah tekanan dari pejabat Pentagon yang memperingatkan bahwa risiko keamanan dari militan Islam meningkat di bandara, Biden menolak untuk memindahkannya. mundur lebih jauh, meskipun ada tekanan dari negara-negara sekutu.

Seorang penasihat Biden, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kematian pasukan Amerika menggarisbawahi mengapa Biden membuat keputusan untuk menarik diri dan risiko keterlibatan yang diperpanjang di negara itu.

Ada risiko lebih lanjut bagi presiden, termasuk memburuknya perpecahan internal Partai Demokrat yang telah terjadi, kata penasihat itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: