Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Dia Isi Laporan Intelijen AS soal Asal Mula Pandemi COVID-19

Ini Dia Isi Laporan Intelijen AS soal Asal Mula Pandemi COVID-19 Para penyembat memakai masker untuk mencegah penularan virus corona baru saat mereka membakar dupa dalam perayaan Tahun Baru Imlek di Kuil Che Kung, Hong Kong, China, Minggu (26/1/2020). | Kredit Foto: Reuters/Tyrone Siu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines menyampaikan laporan tentang asal usul virus corona SARS-CoV-2 kepada Presiden Joe Biden pada Selasa (24/08), sehari sebelum berakhirnya masa 90 hari yang ditetapkan pemerintah AS atas target pengumpulan informasi mengenai pandemi.

Rincian laporan masih dirahasiakan, tetapi dua pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada The Washington Post bahwa laporan itu tidak mencapai kesimpulan akhir. Menurut mereka, bahkan tidak ada kesepakatan dalam komunitas intelijen AS.

Dua lembaga yang berbeda sampai pada dua kesimpulan yang berbeda, yakni dugaan bahwa virus itu ditularkan dari hewan ke manusia, sementara yang lain berasumsi bahwa infeksi pertama pada manusia terjadi melalui kecelakaan laboratorium.

Baca Juga: China Berang ke AS: Setop Manipulasi Politik Investigasi Virus Corona!

Berikut adalah kesimpulan tentang apa yang sudah diketahui publik sebelum laporan intelijen:

Sejak SARS-CoV-2 dikenal pada awal 2020, hampir 214 juta orang di seluruh dunia telah terinfeksi. Hampir 4,5 juta orang telah meninggal karena virus tersebut. Pandemi juga telah melumpuhkan ekonomi selama berbulan-bulan. Namun, dari mana virus yang sangat menular ini berasal? Sejauh ini, ada lebih banyak dugaan daripada fakta tentang dari mana pandemi global itu berasal.

Pada Mei 2021, Wall Street Journal melaporkan kemungkinan kecelakaan di Institut Virologi di Wuhan, mengutip laporan intelijen AS yang tidak dipublikasikan sebelumnya.

Dikatakan bahwa pada November 2019, tiga karyawan di institut itu jatuh sakit parah dengan gejala mirip COVID-19, sehingga mereka harus dirawat di klinik, tetapi Cina membantahnya. Sebagai konsekuensinya, Presiden AS Joe Biden memerintahkan komunitas intelijen pada 27 Mei lalu untuk mengumpulkan fakta-fakta yang dapat dipercaya mengenai spekulasi tentang kemungkinan kecelakaan laboratorium.

"AS akan terus bekerja dengan mitra yang berpikiran sama untuk menekan Cina berpartisipasi dalam penyelidikan internasional yang penuh, transparan, berdasarkan fakta dan memberikan akses ke semua data dan bukti yang relevan," kata Biden.

Cina, bagaimanapun, menuduh AS berusaha mempolitisasi pencarian dan menyalahkan Cina atas pandemi tersebut. Pada saat yang sama, Beijing menghalangi penyelidikan terbuka dan dengan tegas menolak tanggung jawab apa pun secara prinsip.

Apakah ada bukti terkait senjata biologis?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: