Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Sawit Indonesia Berpeluang Tingkatkan Keuntungan Melalui Transisi Iklim

Industri Sawit Indonesia Berpeluang Tingkatkan Keuntungan Melalui Transisi Iklim Kredit Foto: Boyke P. Siregar

Kemampuan produsen sawit untuk mengelola risiko ditentukan oleh kemampuan menghasilkan panen, kemampuan adaptasi pada perubahan, akses modal, dan efisiensi operasional.

Meski demikian, Mark menjelaskan terdapat peluang yang dapat dimanfaatkan perusahaan sawit di Indonesia. Hal tersebut dapat diperoleh dengan melakukan konservasi dan restorasi hutan secara masif, intensifiasi produktifitas lahan, dan menerapkan bio-methan capture dalam produksi CPO sebagai substitusi penggunaan bahan bakar fosil di sektor industri hingga transportasi.

Managing Director, Sustainability and Strategic Stakeholder Engagement, Sinar Mas Agribusiness & Food, Agus Purnomo menambahkan bahwa selama ini perusahaan telah berupaya menerapkan sawit berkelanjutan dengan beradaptasi pada tantangan perubahan iklim.

“Ada empat strategi yang kami lakukan untuk menghadapi dampak transisi iklim yakni menggunakan bibit unggul (high-yielding seeds) untuk mengatasi penurunan produktifitas, memperbaiki kawasan di sekitar sungai dan mencegah terjadinya kekeringan dan banjir, menerapkan teknologi water footprint yakni vertigasi melalui pipa-pipa yang meneteskan air di daerah kering, dan mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” katanya.

Agus juga menyebut pihaknya selama ini telah melibatkan 87 ribu petani swadaya masuk ke dalam rantai pasok dan melakukan berbagai upaya mendukung produktivitas mereka.

Di forum yang sama, VP Corporate Banking 6 Bank Mandiri, Nurulloh Priyo Sembodo menyebutkan sektor agrikultur, khususnya kelapa sawit, selama ini menjadi tulang punggung perekonomian karena sektor ini yang memiliki kecepatan recovery speed atau kecepatan pemulihan yang baik di masa pandemi Covid-19.

Adapun dari sisi pendanaan, inklusivitas dan akses pembiayaan diperlukan untuk mendukung praktik industri sawit berkelanjutan. Untuk hal tersebut, Nurulloh menekankan tiga pilar strategi pengelolaan kuangan yang berkelanjutan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Alfi Dinilhaq

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: