Dalam industri pangan, industri sawit menghasilkan bahan-bahan pangan berbasis minyak sawit dan biomassa sawit dengan aplikasi yang cukup luas.
Berbagai produk pangan bisa dihasilkan dari industri sawit. Sehingga, dalam konteks kontribusi dalam ketahanan pangan, bisa dilihat dari berbagai aspek ketahanan pangan seperti ketersediaan atau availability, baik mutu, volume, tempat atau ruang, dan waktu, affordability atau keterjangkauan baik fisik maupun ekonomi, serta sustainability atau keberlanjutan baik secara sosial, ekonomi, hingga lingkungan.
Dilansir dari laman Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI), Sabtu (21/12/2024), ada enam kontribusi krusial kelapa sawit yang bermanfaat baik untuk ketahanan pangan maupun energi.
Keenam kontribusi tersebut antara lain:
Pertama, volume produksi minyak sawit terbilang cukup besar, bahkan menjadi yang terbesar di dunia. Hal ini ditunjukkan pada tahun 2023 lalu Indonesia mencapai sekitar 54.8 juta ton terdiri atas Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 50 juta ton, serta Palm Kernel Oil (PKO) sekitar 4.8 juta ton.
Baca Juga: DPD Minta ‘Hutang’ Industri Sawit Dikembalikan ke Rakyat
“Dengan besarnya volume produksi minyak sawit tersebut, penggunaan atau konsumsi minyak sawit domestik untuk produk pangan hanya sekitar 10.8 juta ton atau sekitar 20 persen dari produksi minyak sawit nasional,” ungkap PASPI.
Sementara itu, di dalam negeri sendiri, industri hilir sawit jalur pangan atau oleofood complex telah lama berkembang misalnya industri margarin, minyak goreng, specialty fat dan shortening, dan industri lainnya.
Yang mana, industri itu menghasilkan produk pangan yang dikonsumsi langsung oleh rumah tangga maupun konsumsi tak langsung melalui industri pangan dan sektor hotel, restaurant maupun café atau sektor Horeca.
“Selama ini industri sawit (hulu dan hilir) telah menyediakan pangan minyak bagi 270 juta penduduk yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan industri sawit nasional juga telah lama menyediakan pangan minyak dunia atau feeding the world,” jelas PASPI.
Kedua, industri sawit dari hulu dan hilir telah tersebar hampir di seluruh daerah. Untuk diketahui, perkebunan sawit telah tersebar di 26 provinsi dan lebih dari 250-an kabupaten di Indonesia. Sedangkan, industri oleofood complex, dari jejaring perdagangannya hingga retail, telah berada serta menjangkau hampir semua penduduk di Indonesia.
Dengan begitu, distribusi produksi bahan baku dan industri hilirnya yang demikian dapat memastikan bahwa produk pangan berbasis minyak sawit tersedia serta lebih mudah dijangkau oleh tiap penduduk Indonesia melalui mekanisme pasar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement