Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengapa ISIS-K Memusuhi Taliban Afghanistan? Ini Jawabannya...

Mengapa ISIS-K Memusuhi Taliban Afghanistan? Ini Jawabannya... Kredit Foto: Reuters/Ali Hashisho

Juru Bicara Taliban, Suhail Shaheen, dalam sebuah pernyataan mengutuk serangan ini dan menyebutnya "terjadi di area yang keamanannya menjadi tanggung jawab pasukan AS."

"Taliban sangat memperhatikan keselamatan dan perlindungan warganya," kata Suhail dalam sebuat kicauan di akun Twitternya.

Ledakan besar terdengar tak lama setelah kejadian dan dirasakan oleh warga Kota Kabul, tetapi menurut seorang pejabat Taliban, Zabihullah Mujahid, ini merupakan ledakan yang dikendalikan oleh pasukan AS. 

Sudah diperingatkan adanya ancaman serangan

Dalam peringatan yang dikeluarkan hari Rabu (25/08) Kedubes AS di Kabul menyebutkan agar warga setempat menghindari bandara dan mereka yang telah berada di area gerbang agar segera menjauh.

Seorang diplomat Barat di Kabul mengatakan area di luar gerbang bandara selalu dipadati orang meskipun sudah ada peringatan potensi serangan.

Pada hari Kamis (26/08), juru bicara Taliban, Muhammad Naeem, memperingatkan pasukan asing yang menguasai bandara tentang bahaya kerumunan yang terjadi di sana.

Kepada TV Al Jazeera, Naeem menyebut kerumunan padat seperti itu sangat menghambat penerapan protokol keamanan.

Pada hari yang sama, pihak militer Inggris, Prancis, dan Denmark juga mengeluarkan peringatan bahaya keamanan di Bandara Kabul.

Serangan ini terjadi di dekat Gerbang Abbey Bandara Kabul dan di Gerbang Baron, tidak jauh dari Hotel Baron yang sering dikunjungi warga asing.

Siapa itu Kelompok Teroris ISIS-K?

ISIS-K bertangggung jawab atas serangkaian serangan mematikan di Afghanistan.

Menurut sejumlah pengamat, kelompok ini didirikan oleh faksi garis keras Taliban Pakistan yang melarikan diri ke Afghanistan saat dibasmi oleh militer Pakistan.

Pemerintah Australia menyebut ISIS-K berpedoman pada penafsiran ekstrem terhadap ajaran Islam yang mendorong kekerasan dan menyasar kaum yang mereka anggap kafir.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: