Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perempuan Afghanistan Boleh Kuliah, tapi Kelas Bakal Dipisah dari Laki-Laki

Perempuan Afghanistan Boleh Kuliah, tapi Kelas Bakal Dipisah dari Laki-Laki Kredit Foto: Reuters/Francois Lenoir
Warta Ekonomi, Kabul -

Penjabat menteri pendidikan tinggi kelompok militan Abdul Baqi Haqqani mengatakan perempuan di Afghanistan akan diizinkan untuk kuliah "dengan aman." Ini bisa terlaksana selama studi mereka sejalan dengan interpretasi Taliban terhadap hukum Islam.

Haqqani menambahkan, kelas campuran gender akan dilarang. Dia membuat komentar pada Minggu (29/8/2021) di sebuah loya jirga dalam pertemuan dewan pemimpin suku dan faksi di Afghanistan.

Baca Juga: Pejabat Pendidikan Tinggi Taliban Bicara Nasib Wanita Afghanistan di Universitas

"Orang-orang Afghanistan akan melanjutkan pendidikan tinggi mereka berdasarkan hukum Syariah dengan aman tanpa berada dalam lingkungan campuran laki-laki dan perempuan," katanya, menurut AFP.

Dia menambahkan bahwa Taliban sedang mencari untuk "menciptakan kurikulum yang masuk akal dan Islami yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, nasional dan sejarah kita dan, di sisi lain, dapat bersaing dengan negara lain."

Sebagian besar sekolah di Afghanistan sudah dipisahkan berdasarkan gender sebelum pengambilalihan Taliban awal bulan ini, dan diperkirakan dua pertiga anak perempuan di negara itu tidak bersekolah, menurut Human Rights Watch.

Ketika Taliban sebelumnya berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan bekerja dan sekolah. Kelompok tersebut telah mengklaim bahwa ke depan, mereka akan menghormati hak-hak perempuan menurut hukum Islam dan tidak akan membalas dendam pada warga Afghanistan yang dulu bekerja dengan musuh-musuhnya.

Tetapi banyak yang skeptis terhadap perubahan taktik Taliban yang tiba-tiba. Wanita Afghanistan mengatakan kelompok itu tidak secara konsisten memenuhi janjinya bahwa anak perempuan dapat terus bersekolah. Misalnya, anggota Taliban memukuli seorang pengemudi becak karena mengangkut seorang guru perempuan yang bepergian tanpa pendamping laki-laki, kata seorang perempuan kepada CNN.

Di beberapa wilayah yang direbut oleh Taliban, perempuan dan anak perempuan telah dilarang pergi ke sekolah atau meninggalkan rumah mereka tanpa pendamping laki-laki, lapor The Guardian.

Ribuan orang telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan karena takut bahwa Taliban akan memperkenalkan kembali rezim yang menindas, menyerbu bandara Kabul dan mencoba menjejalkan ke dalam pesawat yang berangkat dari negara itu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: