Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gagal Girang, Amerika Rupanya Sempat Lumpuhkan Ratusan Peralatan Militer yang Ditinggalkan

Gagal Girang, Amerika Rupanya Sempat Lumpuhkan Ratusan Peralatan Militer yang Ditinggalkan Kredit Foto: AP Photo
Warta Ekonomi, Kabul -

Pasukan AS yang tersisa telah merusak alat perang yang akan mereka tinggalkan setelah meninggalkan kota Kabul, Afghanistan.

Menyadur India Today Selasa (31/8/2021), selama 20 tahun di Afghanistan, pasukan AS memiliki banyak persenjataan dan semuanya dilumpuhkan agar tak jatuh ke tangan Taliban.

Baca Juga: Anggota Kongres Benarkan Taliban Kuasai Senjata Militer Amerika Bernilai Miliaran

Sebuah video yang dibagikan seorang jurnalis di Twitter menunjukkan para anggota Taliban memasuki hanggar segera setelah pasukan AS keluar dari negara itu.

Mereka terlihat memeriksa helikopter Chinook yang ditinggalkan oleh militer AS.

Namun, menurut AFP, militer AS telah melumpuhkan sejumlah pesawat dan kendaraan lapis baja serta sistem pertahanan roket berteknologi tinggi, sebelum meninggalkan bandara Kabul.

Kepala Komando Pusat Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan 73 pesawat yang berada di Bandara Internasional Hamid Karzai 'dimiliterisasi' sebelum menyelesaikan evakuasi.

"Pesawat-pesawat itu tidak akan pernah terbang lagi... Mereka tidak akan pernah bisa dioperasikan oleh siapa pun," katanya.

"Sebagian besar dari mereka tidak mampu melakukan misi sejak awal. Tapi yang pasti, mereka tidak akan pernah bisa untuk diterbangkan lagi."

Beberapa jam sebelum dilumpuhkan, sistem senjata itu digunkan untuk melawan roket ISIS yang meledak bandara Kabul.

Pejabat mengatakan tentara Amerika juga melumpuhkan 27 Humvee dan 73 pesawat sehingga tidak bisa lagi digunakan.

Tentara AS telah meninggalkan sekitar 70 kendaraan taktis lapis baja MRAP, yang masing-masing dapat menelan biaya hingga USD 1 juta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: