Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sayup-sayup Suara Kesunyian Orkestra Perempuan Afghanistan

Sayup-sayup Suara Kesunyian Orkestra Perempuan Afghanistan Kredit Foto: AP Photo/Hamed Sarfarazi

Bahaya yang dihadapi para artis Afghanistan menjadi sorotan pada 2014, ketika bom bunuh diri meledak di sebuah pertunjukan drama di sebuah sekolah Prancis di Kabul. Sarmast yang saat itu menonton ikut terluka.

Saat itu, pemberontak Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Mereka mengatakan drama yang mengutuk bom bunuh diri itu merupakan penghinaan terhadap "nilai-nilai Islam".

Baca Juga: Innalillahi, Taliban Tembak Kepala Penyanyi Folk Afghanistan Usai Diculik dari Rumahnya

Bahkan selama 20 tahun pemerintah dukungan Barat berkuasa di Kabul, yang memberi kebebasan sipil lebih besar daripada Taliban, tetap saja ada penolakan terhadap orkestra perempuan.

Para anggota orkestra Zohra sebelumnya mengisahkan bagaimana mereka harus menyembunyikan peralatan musik dari keluarga mereka yang kolot, dicaci maki dan diancam dengan pukulan. Bahkan ada penentangan dari kalangan muda Afghanistan.

Khpalwak ingat sebuah kejadian di Kabul ketika sekelompok anak laki-laki berdiri mengawasi pertunjukan mereka.

Ketika membereskan alat-alat musiknya, dia mendengar mereka saling bicara: "sungguh memalukan, gadis-gadis ini bermain musik", "bagaimana bisa keluarga mengizinkan mereka?", "anak perempuan harusnya di rumah".

Hidup di bawah kekuasaan Taliban bisa menjadi lebih buruk daripada ucapan yang menghina, kata Nazira Wali, seorang mantan pemain cello Zohra berusia 21 tahun.

Wali, yang sedang belajar di AS ketika Taliban merebut Kabul, mengatakan dirinya melakukan kontak dengan anggota orkestra di negaranya yang takut jika ditemukan.

Mereka menghancurkan alat musik dan menghapus profil mereka dari media sosial, kata Wali.

"Hati saya bergetar membayangkan mereka, sebab kini Taliban berada di sana dan kita tak bisa menduga apa yang akan terjadi pada mereka nanti," kata dia.

"Jika mereka masih seperti dulu, tak akan ada lagi musik di Afghanistan."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: