Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembentang Poster Jokowi Ditangkap, Pemerintah Nggak Mau Ada Kritik yang Mengganggu

Pembentang Poster Jokowi Ditangkap, Pemerintah Nggak Mau Ada Kritik yang Mengganggu Presiden Joko Widodo melambaikan tangan dari dalam mobil usai meninjau vaksinasi massal COVID-19 di Pelataran Parkir dan Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Kota Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/9/2021). Dalam kunjungannya, Presiden meninjau vaksinasi massal dan menyempatkan berziarah ke Makam Presiden Soekarno. | Kredit Foto: Antara/Irfan Anshori
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai ditangkapnya seorang warga yang membentangkan poster Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat jauh dari nilai-nilai demokrasi.

Bahkan menurutnya penangkapan terhadap seorang warga tersebut keliru. 

Baca Juga: Terkuak! Harta Kekayaan Jokowi Melesat Rp8,9 M, Tapi Masih Kalah dari Pembantunya

"Ditangkapnya yang membentangkan itu sebenarnya jauh dari nilai-nilai demokrasi. Saya sih kalau dari kacamata demokrasi terus terang memang keliru (Ditangkapnya pria pembentang poster) ini," ujar Herry saat dihubungi Suara.com, Kamis (9/9/2021).

Warga yang sebelumnya ditangkap tersebut kini diketahui telah dipulangkan. 

Herry menduga bahwa ditangkapnya warga pembentang poster tersebut karena pemerintahan Presiden Joko Widodo tak ingin mengharapkan kritikan yang  dianggap mengganggu.

"Jadi presiden dan jajaran ini sepertinya tidak ingin banyak kritikan di zaman pandemi ini diharapkan, karena mungkin terlihat mengganggu," tutur Herry.

Tak hanya itu, Herry menuturkan seharusnya Jokowi dan jajaran bisa menerima kritikan tersebut.  Yakni dengan memanggil jajaran terkait mempertanyakan alasan aparat yang menangkap pria tersebut. 

"Tapi di sisi lain sebenarnya ketika presiden dan jajarannya ini, melihat ini lebih komprehensif tentunya akan menerima kritikan. Jika memang, pak presiden dan jajarannya berkenan misalnya memanggil orang tersebut melalui Kapolri kah atau dari menterinya ataukah dari kepala staf kepresidenan memanggil ada apa sebenarnya sampai melakukan tindakan seperti itu," kata Herry.

Apalagi kata dia, aksi yang dilakukan warga blitar tersebut bukanlah tindakan kriminal.

"Itu bukan tindakan kriminal, karena presiden bukan simbol negara yang seperti diagung-agungkan atau disampaikan oleh pihak koalisi pemerintah termasuk lingkarannya," sambungnya. 

Menurutnya, poster yang ditujukan kepada Jokowi merupakan aspirasi yang wajar mengungkapkan seorang warga di masa pandemi.

Sebab kata Herry, Jokowi pernah menyampaikan pernyataan bahwa kebijakan PPKM membuat warga semakin menjerit.

"Pak presiden ini pernah mengatakan bahwa kebijakannya sekarang ini yaitu PPKN yang terus berlanjut itu membuat masyarakat menjerit , beliau sendiri yang menyampaikan jadi kondisi stabilitas emosional suasana kebatinan masyarakat di pandemi ini kurang stabil. Jadi wajar mereka mengeluarkan kritikan atau saran," ucap Herry. 

Lebih lanjut, seharusnya kata Herry, kritikan seorang warga tersebut tak perlu direspon dengan berlebihan.

"Tetapi tentunya sejauh ini tidak ada masalah kritikannya, auto kritik terhadap pemerintah oleh masyarakat sendiri. Yang terpenting adalah yang kita jaga tidak menimbulkan implikasi negatif terhadap misalnya disintegrasi sosial. Itu kan tidak sejauh itu ini hanya sebatas ungkapan perasaan, itu kenapa harus direspon lebih-lebih ya overacting," katanya 

Sebelumnya Kepolisian Kota Blitar menyatakan telah memulangkan seorang warga yang mengangkat poster permintaan tolong kepada Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Blitar kemarin.

Hal ini ditegaskan Kapolres Blitar Kota AKBP Yudhi Hery. Video keterangan kapolres ini diunggah ke akun Instagram @info_seputar_blitar. Dalam keterangannya itu, Yudhi membenarkan kalau Polres Kota telah menangkap warga berinisial S tersebut.

Warga yang membentangkan poster bertuliskan: "Pak Jokowi bantu peternak, beli jagung dengan harga wajar" itu kemudian diamankan ke kantor polisi setempat.

"Maksud dan tujuan kami (pengamanan) adalah untuk mengecek identitas yang bersangkutan, kedua mengklarifikasi apakah yang bersangkutan bagian dari kelompok-kelompok dari peternakan tersebut," kata Yudhi

"Dan ternyata benar bagian dari kelompok peternak. Kami wawancarai, lalu kami fasilitasi bertemu dengan bupati. Lalu kami pulangkan," ujar Yudhi menegaskan.

Sebelumnya, beredar sebuah video ketika seorang warga meminta tolong kepada presidennya dengan cara mengangkat poster malah ditangkap kepolisian Blitar Kota.

Poster itu diangkat seorang warga saat presiden berjalan meninggalkan Makam Bung Karno. Dalam video nampak mobil yang ditumpangi Jokowi keluar dari kawasan Makam Bung Karno. Kemudian terlihat seorang warga yang mengenakan jaket dan celana hitam membawa poster, didatangi oleh polisi.

Polisi tersebut merampas poster tersebut dan sempat mendorong pria tersebut. Beberaa warga yang berada di lokasi juga terlihat panik dan mencoba menyingkir dari lokasi. Polisi kemudian menggiring pria tersebut masuk ke dalam mobil polisi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Alfi Dinilhaq

Bagikan Artikel: