Integrasi Ekosistem Ultra Mikro Kian Dekat, BRI One Culture Menjadi Kunci Keberhasilan
Prinsip-prinsip corporate culture BRI atau yang disebut dengan BRI One Culture dinilai akan menjadi kunci keberhasilan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dalam integrasi holding BUMN Ultra Mikro (UMi) bersama PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.
Hal itu diungkapkan Direktur Utama BRI Sunarso dalam CEO Talk yang diselenggarakan BRI Corporate University dengan tema "Establishing an Ultra Micro Ecosystem: New Driver to Grow Sustainably, to be a Champion of Financial Inclusion". Baca Juga: Dorong Penjualan Produk Klaster Usaha Binaan, BRI Dukung Pemberdayaan UMKM
Dalam forum tersebut, Sunarso menjelaskan strategi BRI menyelaraskan culture di grup bisnis perseroan termasuk dengan hadirnya holding BUMN UMi. “Dalam holding yang menjadi langkah strategis pemerintah untuk penguatan ekosistem usaha UMi itu, integrasi culture bukan hal yang paling sulit. Justru integrasi operasional yang paling sulit. Kendati demikian, culture bisa menjadi kunci dan landasan agar integrasi operasional menjadi lancar, efektif dan efisien,” ujarnya. Baca Juga: Tangguh di Tengah Hantaman Pandemi, BRI Incar Pertumbuhan Berkelanjutan
“Kenapa mudah? Karena culture-nya sama, culture BUMN. Culture itu benar-benar berubah ketika kita memang punya spirit bersama-sama untuk membuat culture kita jadi lebih produktif dan menjadikan culture menjadi bagian dari strategi untuk mencapai tujuan. Itulah transformasi,” ujar Sunarso menegaskan.
Terkait BRI One Culture dia menjelaskan, AKHLAK menjadi nilai dasar dan panduan perilaku. AKHLAK dalam konteks ini adalah nilai perusahaan yang diluncurkan oleh Kementerian BUMN dalam melayani negeri dan merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif.
Dia mengatakan, saat ini seluruh BUMN wajib mengacu pada corporate values atau nilai perusahaan, AKHLAK. Kemudian, nilai perusahaan itu diterjemahkan disesuaikan dengan spesifikiasi industri masing-masing perseroan.
“Jadi apa culture kita yang spesifik. Kita di sini semua orientasinya adalah customer-oriented. Karena yang kita produksi adalah jasa. Maka kemudian perilaku yang menonjol adalah layanan customer oriented, layanan yang beyond expectation nasabahnya,” ujarnya.
Setelah mengadopsi BRI One Culture, sambung dia, selanjutnya adalah mengintegrasikan layanan Bersama Pegadaian dan PNM. Sunarso mengatakan, integrasi ketiga entitas BUMN yang memiliki model bisnis berbeda ini akan saling memperkuat potensi usaha masing-masing, serta tidak menghilangkan model bisnis Pegadaian dan PNM yang khas.
“Kita juga bisa mengefisienkan karena kehadiran 3 institusi ini. Ada joint location, operation-nya lebih efisien, lebih digital dan lain-lain,” ujarnya. Dengan demikian, kata dia target BRI untuk melayani masyarakat sebanyak mungkin dengan biaya operasional seminimal mungkin, juga risiko serendah mungkin akan semakin cepat terealisasi.
Oleh karena itu dia memastikan seluruh man power BRI dari top manager hingga frontliner yaitu tenaga pemasar seperti mantri BRI, harus memahami transformasi dan sinergi tersebut dengan mengamalkan nilai-nilai BRI One Culture.
“Bahwa visi kita sekarang ini menjadi “The Most Valuable” tapi tidak hanya bank tapi juga banking group artinya kita melibatkan anak perusahaan ataupun subsidiary company. Kita ingin lebih tinggi lagi menjadi “Champion of Financial Inclusion” artinya menguasai market share, terutama di UMKM,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih