Leonika Sari, CEO Reblood mengatakan pandemi menghadirkan stigma di kalangan masyarakat terkait keamanan melakukan donor darah. Hal ini menjadi tantangan yang perlu dihadapi untuk mengajak masyarakat melakukan donor darah selama pandemi.
"Banyak stigma-stigma yang tersebar di kalangan masyarakat, apakah aman untuk donor darah. Padahal di PMI sendiri sudah ada protokol kesehatan yang selalu dilakukan secara rutin untuk menjaga keamanan donor darah," kata Leonika dalam dialog virtual Media Center KPCPEN, Kamis (16/9/2021).
Baca Juga: Pengumuman! Pelayanan Donor dan Permintaan Darah serta Plasma Konvalesen 24 Jam di Jakarta
Selain itu, tantangan lain juga hadir dalam masa pandemi ini adalah pembatasan mobilitas masyarakat. Pasalnya, selama pandemi masyarakat diimbau untuk tetap di rumah atau stay at home. Hal ini membuat makin sulit mengajak masyarakat untuk melakukan donor darah.
"Tantangan terbesarnya ini adalah mengajak para pendonor untuk keluar rumah pergi donor darah di PMI," imbuhnya.
Terlebih, pandemi juga membuat instansi yang sebelumnya memfasilitasi tempat untuk donor darah, kini makin berkurang. Dalam hal ini, instansi yang dimaksud mencakup mal atau kampus.
Tantangan-tantangan ini membuat stok kantong darah yang dimiliki PMI belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan permintaan, terutama untuk sejumlah golongan darah tertentu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Bidang Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Linda Lukitari mengungkapkan PMI telah menerapkan pemeriksaan suhu, tempat mencuci tangan, hingga tempat yang mendukung untuk melakukan jaga jarak di unit donor darah PMI.
Tak hanya itu, ia juga menjamin seluruh petugas di unit PMI telah melakukan vaksinasi. Dengan ini, Linda berharap dapat memancing minat masyarakat untuk melakukan donor darah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: