Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Produk Marginal?

Apa Itu Produk Marginal? Data-driven Smart Manufacturing: How data can empower decisions on the shop floor. | Kredit Foto: Medium
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produk marginal adalah tambahan keluaran produksi karena adanya tambahan satu unit masukan. Contohnya, perubahan output ketika tenaga kerja perusahaan meningkat dari lima menjadi enam unit.

Cara menghitung produk marginal adalah membagi perubahan total output dengan perubahan input.

Produk marjinal = Perubahan total output/Perubahan kuantitas input

Produk marginal yang meningkat adalah ketika nilai produk marginal berjalan positif dan semakin meningkat ketika perusahaan menambah input.

Baca Juga: Apa Itu Premi Asuransi?

Dalam "hukum" hasil marjinal yang semakin berkurang, produk marjinal pada awalnya meningkat ketika lebih banyak input (misalnya tenaga kerja) digunakan, menjaga input lainnya (misalnya modal) konstan.

Di sini, tenaga kerja adalah input variabel dan modal adalah input tetap (dalam model hipotetis dua input). Karena semakin banyak input variabel (tenaga kerja) yang digunakan, produk marjinal mulai turun.

Akhirnya, setelah titik tertentu, produk marjinal menjadi negatif, menyiratkan bahwa tambahan unit tenaga kerja telah menurunkan output, bukan meningkatkannya. Bisa jadi, disebabkan oleh produktivitas marjinal tenaga kerja yang semakin berkurang.

Produk marjinal tenaga kerja adalah kemiringan kurva produk total, yang merupakan fungsi produksi yang diplot terhadap penggunaan tenaga kerja untuk tingkat penggunaan input modal yang tetap.

Dalam teori pasar kompetitif neoklasik, produk marjinal tenaga kerja sama dengan upah riil. Dalam model agregat persaingan sempurna, saat satu barang diproduksi dan barang itu digunakan baik dalam konsumsi maupun sebagai barang modal, produk modal marjinal sama dengan tingkat pengembaliannya.

Produk marginal memiliki hubungan negatif dengan biaya marginal. Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang perusahaan tanggung ketika menggunakan satu input lagi.

Ketika pengembalian marginal meningkat, biaya marginal akan jatuh. Produsen menghadapi skala ekonomi karena dapat menyebarkan total biaya tetap ke output yang lebih besar. Ketika pengembalian marginal mencapai titik maksimum, biaya marginal mencapai titik minimum.

Ketika pengembalian marginal turun, biaya marginal meningkat. Misalnya, ketika produsen merekrut lebih banyak tenaga kerja, karyawan pabrik akan membuang waktu menunggu untuk mengoperasikan mesin.

Meksi demikian, produk marginal dinilai penting untuk mengukur produktivitas perusahaan dan efisiensi produksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: