Survei DBS: 53% Perusahaan Besar dan Pasar Menengah di Kawasan APAC Masih Tahap Awal Digitalisasi
Bank DBS melakukan survei bertajuk DBS Digital Readiness Survey yang melibatkan sekitar 2.600 bendara perusahaan, CEO, CFO, dan pemilik usaha di 13 pasar di Asia-Pasifik (APAC). Hasil survei edisi ketiga tersebut menunjukkan kebanyakan perusahaan besar dan pasar menengah tengah mengupayakan untuk mentransformasikan bisnisnya ke strategi digital.
"Sekarang, menganut digital menjadi keharusan yang tidak dapat ditawar lagi oleh perusahaan, terlepas dari ukurannya. Tetapi, lanskap digital berkembang pesat dan bisnis harus mengikuti perkembangan terbaru sembari mengarungi hambatan ekonomi yang terus menerus," kata Lim Soon Chong, Group Head Global Transaction Services DBS, dalam keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi, Selasa (21/9/2021).
Baca Juga: Bank DBS Raih Penghargaan Global Berkat Inovasi Perbankan Digital
Dalam hasil survei tersebut, tujuh dari 10 (setara dengan 70%) perusahaan besar dan pasar menengah di APAC telah memiliki strategi transformasi digital. Angka ini meningkat dari survei sebelumnya yang hanya sebesar 57%.
Sementara itu, proporsi bisnis APAC yang memiliki strategi digital di posisi pertama diduduki oleh Taiwan (95%), kemudian Singapura (91%), Tiongkok (87%), dan Hongkong (86%).
Survei juga menunjukkan adanya lonjakan signifikan dalam proporsi bisnis dengan strategi digital yang jelas. Sebelumnya, proporsi tersebut hanya sebesar 26%, kemudian tahun ini meningkat menjadi 35%.
Akan tetapi, sekitar 53% dari perusahaan besar dan pasar menengah di kawasan tersebut masih dalam tahap awal digitalisasi. Hal ini disebabkan mereka baru mulai mengembangkan peta jalan digital atau rencana yang dimiliki saat ini masih belum berkembang.
Berdasarkan hasil survei, hambatan yang paling sering ditemui oleh perusahan besar dan pasar menengah dalam upaya transformasi digital mencakup kecepatan perubahan dan kompleksitas dalam teknologi yang memungkinkan perubahan radikal dalam hal kemampuan pengguna (88%), kompleksitas pelaksanaan (87%), dan ketersediaan bakat digital (77%).
"Laju perubahan teknologi digital menyulitkan bisnis untuk mengembangkan dan menerapkan strategi digital holistik dan efektif," tutur Lim Soon Chong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: